Bisnis.com, JAKARTA - Rusia kembali melancarkan serangan ke Ukraina dan menyasar fasilitas listrik buntut dari dukungan negara sekutu untuk Ukraina yang kian mendekat.
Mengutip laman Reuters, Sabtu (11/2/2023), hal ini diungkapkan oleh Menteri Energi Ukraina German Galushchenko.
Dia membenarkan enam wilayah yang berisi fasilitas listrik Ukraina telah diserang dengan rudal dan drone milik Rusia pada Jumat (10/2/2023), Ukraina dilanda gelap gulita.
Angkatan Bersenjata Ukraina juga mengatakan pasukan Rusia menembakkan lebih dari 100 rudal ke seluruh negeri, 12 serangan udara dan 20 serangan penembakan.
Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko menyebut, 10 rudal Rusia di antaranya telah ditembak jatuh di atas Kyiv, Ibu Kota Ukraina setelah sirene meraung pada pagi hari, saat warga tengah sibuk dengan berbagai aktivitas.
Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengatakan, akibat serangan tersebut kini Ukraina tidak memiliki 44 persen pembangkit nuklir dan 75 persen kapasitas tenaga panas.
Baca Juga
“Ini adalah penargetan infrastruktur yang disengaja untuk membuat warga Ukraina tetap hidup di musim dingin,” kata wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel dikutip dari Reuters pada Sabtu (11/2/2023).
Ini bukan kali pertama Rusia menyerang infrastruktur sipil Ukraina. Akibat kejadian ini, jutaan warga Ukraina kedinginan, tanpa pemanas ruangan, listrik dan juga air di tengah musim dingin.
Mengutip laman Aljazeera, serangan-serangan ini dilancarkan seiring dengan majunya hubungan diplomatik untuk mendapatkan bantuan di tengah peperangan ini, dari negara sekutu.
Lantaran, sebelumnya, Presiden Joe Biden mengatakan akan melakukan perjalanan ke Polandia dari 20-22 Februari untuk menunjukkan dukungan bagi Kyiv menjelang ulang tahun pertama invasi Rusia pada 24 Februari dan memperjelas bahwa bantuan dan bantuan keamanan tambahan akan datang dari Amerika Serikat.
"Presiden akan memperjelas bahwa Amerika Serikat akan terus mendukung Ukraina selama diperlukan," ungkap Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby.
Meskipun demikian, Reuters mencatat, Rusia membantah menargetkan warga sipil dan mengatakan bahwa fasilitas yang diserangnya mendukung upaya perang Kyiv.