Bisnis.com, SOLO - Vladimir Putin diduga terlibat dalam penembakan rudal yang menghantam Malaysia Airlines pada tahun 2014 lalu.
Dilansir dari Daily Star, penyelidik internasional mengatakan ada "indikasi kuat" bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin secara pribadi menyetujui pasokan rudal yang menembak jatuh penerbangan Malaysia Airlines MH17 di atas Ukraina pada tahun 2014.
"Ada indikasi kuat bahwa keputusan dibuat di tingkat presiden, oleh Presiden Putin, untuk memasok sistem rudal Buk TELAR", kata jaksa Belanda Digna van Boetzelaer.
Meski demikian, sampai saat ini klaim tersebut belum juga bisa dibuktikan dengan akurat oleh penyidik.
"Meskipun kami berbicara tentang indikasi kuat, bukti lengkap dan konklusif yang tinggi tidak tercapai," katanya dalam konferensi pers di Den Haag.
Mengacu pada alasan tersebut, pada hari Rabu, 8 Februari 2023 kemarin, tim mengatakan mereka menghentikan penyelidikan atas bencana tersebut karena tidak ada cukup bukti untuk menuntut Putin lebih banyak.
Baca Juga
Seperti diketahui, insiden penembakan rudal tersebut terjadi pada tahun 2014 lalu.
Total ada 298 penumpang tewas ketika sebuah rudal buatan Rusia menghantam pesawat yang melakukan perjalanan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur.
Tembakan rudal ini membuat pesawat Malaysia Airlines jatuh ke bumi di Ukraina timur yang dikuasai separatis.
Setelah dilakukan penyelidikan, rudal yang digunakan untuk menembak Malaysia Airlines saat itu merupakan rudal buatan Rusia. Inilah mengapa kecurigaan mengarah pada Vladimir Putin.
Di sisi lain, pihak Rusia membantah dugaan yang dilontarkan penyidik internasional tersebut.
Pejabat Rusia bahkan mengaku sempat menunda keputusan untuk mengirim senjata ke separatis Ukraina karena Putin menghadiri peringatan D-Day di Prancis pada Juni 2014.