Bisnis.com, SOLO - Donald Trump dikabarkan berada di pihak Rusia dan Vladimir Putin dalam perang melawan Ukraina.
Pendapat ini bukan tanpa alasan. Trump dan pendukungnya disebut telah melakukan kritik terhadap segala manuver yang dilakukan Joe Biden dan AS.
Salah satu yang mendapat kritik pedas dari Donald Trump dan timnya adalah keputusan Washington untuk mengirim 31 tank M1 Abrams ke Ukraina.
Dilansir dari Al Mayadeen, Trump mengatakan jika keputusan Washington untuk mengirim tank tempur utama M1 Abrams ke Ukraina dapat membawa dunia lebih dekat ke pertukaran nuklir.
"Tank didahulukan, lalu nuklir. Akhiri perang ini segera," tulis Trump di media sosialnya Truth Social.
Kemudian dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada hari Kamis, anggota Kongres dari Partai Republik Troy Nehls menyarankan agar Presiden Joe Biden menelepon Trump.
Setelah itu, Trump dapat menghubungi Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mencari jalan tengah dari masalah yang terjadi sehingga menimbulkan kata damai.
Menurut Nehls, hanya Donald Trump yang bisa membujuk Vladimir Putin untuk menghentikan perang yang terjadi.
"Kita harus mengakhiri perang ini, dan Donald Trump dapat melakukannya," katanya,
Nehls mengatakan bahwa alih-alih memberikan bantuan militer tambahan ke Kyiv, AS harusnya lebih fokus pada krisis global lainnya serta masalah domestik karena tank Abrams.
"(Tank Abrams) akan membutuhkan dukungan logistik dalam jumlah besar "Kami kehabisan amunisi. Bertahun-tahun akan berlalu sebelum industri ini menyusul," ia menambahkan.