Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman tak menganggap penting perjanjian politik antara Anies Baswedan dengan Prabowo Subianto.
Sebelumnya, Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno mengungkapkan perihal perjanjian politik antara Anies dan Prabowo saat menjadi bintang tamu podcast di kanal YouTube Akbar Faizal Unconsored, Sabtu (27/1/2023).
Meski begitu, Habiburokhman mengaku dirinya tak tahu isi perjanjian yang dimaksud. Jika memang ada, lanjutnya, Gerindra tak terlalu ambil pusing soal itu sebab bukan perjanjian hukum.
“Kalaupun ada [perjanjian] itu lebih pada gentleman agreement. Itu bukan perjanjian hukum dan lebih mengingat secara moral dan kalau mau dipatuhi ya monggo, Kalau enggak mau dipatuhi ya siapa yang mempermasalahkan?” ujar Habiburokhman saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (31/1/2023).
Dia mengatakan, perjanjian itu tak bisa dipaksakan sebab bukan perjanjian perdata yang bisa mengikat secara hukum.
Bahkan, dia menegaskan Gerindra sudah tak tertarik jika memang ada perjanjian seperti itu. Saat ini, lanjutnya, Gerindra fokus untuk mengantarkan ketua umumnya Prabowo Subianto jadi calon presiden (capres) 2024.
Baca Juga
“Kami enggak tertariklah isi perjanjian. Itu Enggak penting bagi kamilah, yang paling penting bagaimana Pak Prabowo bisa maju dan menang di 2024,” jelas anggota Komisi III DPR itu.
Sementara itu, Liaison officer alias naradamping Anies, Sudirman Said, membantah adanya perjanjian politik soal pilpres seperti yang disebut Sandi. Dia mengakui memang ada perjanjian, namun hanya antara Anies dengan Sandi dan itu hanya soal Pilkada DKI Jakarta 2017 bukan pilpres.
“Saya tidak mendengar ada perjanjian tersebut, yang ada adalah perjanjian soal berbagi beban biaya pilkada dengan Pak Sandi,” ungkap Sudirman di kawasan Bandara Soekarno-Hatta, Senin (30/1/2023) malam.
Dia menjelaskan, perjanjian itu terkait utang-piutang Anies dengan Sandi sebab saat itu mantan gubernur DKI Jakarta itu tidak punya uang untuk membiayai kampanye mereka.
Kini, menurut Sudirman, semua perjanjian utang-piutang itu sudah selesai.
“Sudah selesai dan saya membaca itu dan pada waktu itu termasuk yang ikut berdiskusi dengan Pak Sandi lah. Mengenai perjanjian pilpres, tidak pernah mendengar itu,” jelasnya.