Bisnis.com, JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa salah satu fokus Keketuaan Indonesia di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean 2023 adalah konsisten menjalankan Konsensus Lima Poin tentang Myanmar.
"Ya kita konsisten agar Five Point Consensus itu betul-betul bisa diimplementasikan, bisa dijalankan, konsisten ke sana,” katanya usai melakukan Kick-off Keketuaan Indonesia di Asean 2023 di Bundaran Hotel Indonesia, Jakart, dikutip dari YouTube Setpres, Minggu (29/1/2023).
Sekadar informasi, Asean telah berulang kali menyuarakan kekhawatiran dan kekecewaan atas kemacetan implementasi Konsensus Lima Poin untuk membantu penyelesaian krisis Myanmar.
Konsensus Lima Poin adalah keputusan para pemimpin Asean melalui suatu pertemuan khusus, yang juga dihadiri oleh pemimpin junta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing, untuk membantu Myanmar mengatasi krisis politiknya.
Konsensus Lima Poin menyerukan penghentian kekerasan, dialog dengan semua pemangku kepentingan, menunjuk utusan khusus untuk memfasilitasi mediasi dan dialog, mengizinkan Asean untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Myanmar, serta mengizinkan utusan khusus Asean untuk mengunjungi dan bertemu dengan pemangku kepentingan di Myanmar.
Indonesia menekankan pentingnya pendekatan segera dengan semua pemangku kepentingan sesuai mandat konsensus.
Baca Juga
Selain soal Konsensus Lima Poin untuk menyelesaikan krisis Myanmar, Presiden Jokowi mengatakan Keketuaan Indonesia di Asean 2023 juga akan menyampaikan tiga hal penting yakni, pertama, Asean harus relevan terhadap kepentingan-kepentingan rakyat juga kawasan dan juga dunia.
Kedua, Asean harus berkontribusi besar terhadap stabilitas dan perdamaian di Indopasifik. Ketiga, Asean harus bisa menjadi episentrum pertumbuhan ekonomi.
“Ini penting, sehingga kita akan lari ke tiga hal tadi,” jelasnya.
Jokowi optimistis pesan-pesan itu akan sampai dengan baik kepada para pemimpin negara-negara anggota Asean, meskipun dalam situasi ketidakpastian global yang tidak mendukung, di mana terjadi gejolak geopolitik, krisis ekonomi, pangan, dan energi.
“Kita harus optimis. Apapun, menjadi Ketua Asean harus menumbuhkan optimisme,” ujar Jokowi.