Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Latvia Desak Negara Barat Tingkatkan Bantuan Militer untuk Ukraina

Desakan dukungan militer terhadap Ukraina tersebut diungkapkan oleh Presiden Latvia Egils Levits di sela-sela World Economic Forum (WEF).
Presiden Latvia Egils Levits dalam konferensi pers di Riga, Latvia, 23 November 2022/Reuters-Ints Kalnins
Presiden Latvia Egils Levits dalam konferensi pers di Riga, Latvia, 23 November 2022/Reuters-Ints Kalnins

Bisnis.com, JAKARTA - Latvia mendesak negara-negara Barat untuk meningkatkan dukungan militer bagi Ukraina guna mempersiapkan potensi serangan baru Rusia pada bulan Februari mendatang.

Hal tersebut diungkapkan oleh Presiden Latvia Egils Levits di sela-sela World Economic Forum (WEF) yang digelar di Davos, Swiss, Senin (16/1/2023). Dia mengatakan Rusia tengah mempersiapkan serangan di bulan Februari dan Maret.

"Ukraina harus memiliki semua senjata dan dukungan yang diperlukan untuk melawan serangan ini. Oleh karena itu, seluruh tank harus diberikan kepada Ukraina jika memungkinkan," kata Presiden Egils, seperti dilansir Aljazeera, Selasa (17/1/2023).

Seruan tersebut muncul beberapa hari sebelum para pejabat NATO melakukan pertemuan dalam Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina di Pangkalan Udara Ramstein Amerika Serikat di Jerman pada 20 Januari mendatang.

Pada pertemuan yang akan diselenggarakan oleh Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin tersebut, negara-negara diharapkan membahas Ukraina dan isu-isu keamanan terkait yang dihadapi sekutu dan mitra NATO.

Pernyataan Levis muncul ketika Inggris menjadi negara Barat pertama yang berjanji untuk mengirim tank berat ke Ukraina. Polandia dan Finlandia juga telah mengisyaratkan kesediaan untuk menyediakan tank-tank buatan Jerman kepada Kyiv, tetapi langkah tersebut membutuhkan persetujuan Jerman.

Pada hari Minggu (14/1), Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa dia mengharapkan negara-negara Barat untuk meningkatkan pengiriman senjata berat ke Ukraina.

Langkah ini mewakili kemungkinan pergeseran sikap Eropa, yang telah menolak secara langsung memasok Ukraina dengan senjata berat sejak invasi Rusia dimulai pada 24 Februari 2022.

Hal itu terjadi di tengah klaim Rusia atas keberhasilan medan perang pertamanya setelah berbulan-bulan mengalami kekalahan dan stagnasi. Kementerian pertahanan Rusia mengumumkan bahwa mereka menyelesaikan pembebasan Soledar, sebuah kota yang dekat dengan persimpangan transportasi Bakhmut di wilayah Donetsk timur.

Ukraina membantah klaim tersebut dan mengatakan pertempuran sengit terus berlanjut di Soledar.

Levits mengatakan ada banyak potensi bagi negara-negara NATO untuk meningkatkan dukungan kepada Ukraina karena ini adalah kepentingan seluruh dunia, terutama bagi semua negara NATO dan Eropa.

"Hanya ketika Ukraina telah membebaskan seluruh wilayahnya, maka akan ada perdamaian. Dan kita semua ingin adanya perdamaian yang langgeng," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper