Bisnis.com, RIGA - Latvia mengadopsi mata uang Euro di tengah bayang-bayang kejayaan Eropa saat negara itu mengalami resesi terberat di dunia dan mendapatkan penolakan di dalam negeri.
Negara dengan 2 juta penduduk ini akan menjadi anggota ke-18 di kawasan zona euro pada Rabu (1/1/2014). Dalam sebuah jajak pendapat, pergantian mata uang ini mendapat kecaman publik, mengingat hal itu dapat menaikkan angka inflasi.
“Saya yakin harga barang akan naik karena Euro,” ujar Andris Liepins (51), seorang pemilik toko di Riga, ibu Kota Latvia. Menurutnya, kenaikan harga disebabkan oleh Latvia harus membantu membayar utang-utang negara lain setelah mengadopsi Euro.
Dengan mengadopsi Euro, maka hal tersebut sebagai kisah akhir perjalanan selama lebih dari 2 dekade negara pecahan Republik Soviet, yang akan menjadi negara bekas komunis ke-empat di zona Euro setelah Slovakia, Slovenia dan Estonia.
Pemerintahan Valdis Dombrovskis merupakan pelopor dalam mendorong langkah-langkah penghematan anggaran senilai 16% dari produk domestik bruto (PDB), sebagai bagian dari program bailout guna menopang keadaan keuangan dan menjaga mata uang dapat beralih ke Euro.