Bisnis.com, JAKARTA – Penasihat Politik Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak menegaskan, bahwa Ukraina menolak usulan Rusia untuk melakukan gencatan senjata selama 36 jam dan menyebut usulan itu sebagai kemunafikan dan propaganda.
Podolyak mengatakan di Twitter, "gencatan senjata sementara" hanya akan terjadi, jika Rusia meninggalkan wilayah Ukraina yang mereka duduki.
Kremlin sebelumnya mengatakan Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah memerintahkan gencatan senjata saat peringatan Natal Kristen Ortodoks yang akan dimulai pada Jumat (6/1/2023) siang.
"Federasi Rusia harus meninggalkan wilayah yang didudukinya - hanya dengan itu 'gencatan senjata' akan terjadi. Simpanlah kemunafikan itu buat kalian sendiri," cuit Podolyak.
Lewat pernyataan yang lebih terperinci kepada pers, Podolyak mengatakan bahwa usulan Putin itu "murni gerakan propaganda".
Dia mengatakan Rusia, yang menginvasi Ukraina pada Februari tahun lalu, ingin mendapatkan tambahan waktu untuk mengurangi intensitas pertempuran dan memulihkan diri, mengerahkan pasukan tambahan dan terus membangun benteng di wilayah yang diduduki.
Baca Juga
"Tipuan abal-abal. Tak ada keinginan sedikit pun untuk mengakhiri perang ini," kata Podolyak.
"Lagipula, saya ingatkan Anda bahwa hanya Rusia yang menyerang obyek-obyek sipil dengan rudal/drone, termasuk tempat-tempat ibadah, dan melakukannya tepat pada saat liburan Natal," katanya.