Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal pada Senin (12/12/2022) mengatakan bahwa Ukraina membutuhkan bantuan senilai US$1 miliar untuk segera mengembalikan jaringan listrik dan sistem pemanas di negaranya.
Dilansir Channel News Asia pada Selasa (13/12/2022), dalam pidatonya di pertemuan Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), Shmyhal mengatakan bahwa dalam beberapa pekan terakhir, serangan udara Rusia telah merusak fasilitas infrastruktur utama di negaranya.
Adapun Shmyhal menjelaskan bahwa pekerjaan restorasi terhadap infrastruktur yang rusak di negaranya membutuhkan proses bertahap.
"Tetapi prioritas utama sekarang adalah tahap bertahan hidup dengan cepat memulihkan infrastruktur penting dan sektor energi untuk melewati musim dingin," kata Shmyhal dalam pertemuan tersebut.
Lebih lanjut, Shmyhal menyatakan bahwa perkiraan biaya bantuan untuk pemulihan listrik di Ukraina mencapai US$500 juta.
"Perkiraan biaya bantuan mendesak untuk sektor pemanas listrik terpusat mencapai lebih dari US$500 juta," kata Shmyhal.
Baca Juga
Sebelumnya, Rusia telah meluncurkan serangan rudal dan drone ke fasilitas energi Ukraina dan situs lainnya hampir setiap pekan sejak Oktober lalu.
Pakar energi telah bekerja untuk memulihkan jaringan listrik di kota Laut Hitam Odesa setelah pemadaman di akhir pekan.
Pemadaman tersebut telah menyebabkan 1,5 juta warga Ukraina hidup tanpa listrik dan membuat pelabuhan tidak berfungsi untuk sementara.
Adapun dalam pidatonya kepada OECD, Shmyhal mengutip tokoh Bank Dunia yang mengatakan Ukraina membutuhkan US$349 miliar untuk melanjutkan pekerjaan restorasi pada Juni lalu.