Binsis.com, JAKARTA – Negara-negara G7 berjanji memenuhi kebutuhan mendesak Ukraina dan meningkatkan kemampuan militer Kyiv untuk menghalau serangan dari Rusia.
Dilansir dari Aljazeera pada Selasa (13/12/2022), bantuan ini diungkapkan setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memohon agar G7 memberikan bantuan senjata berupa tank modern, senjata artileri, dan senjata jarak jauh untuk melawan invasi Rusia.
Zelensky juga meminta G7 untuk membantu Kyiv mendapatkan tambahan pasokan gas alam hingga 2 miliar meter kubik untuk mengatasi kriris energi yang mengakibatkan jutaan orang harus hidup tanpa listrik dalam cuaca dingin karena Rusia terus menyerang infrastruktur penting.
Secara terpisah, para menteri luar negeri Uni Eropa sepakat untuk menggelontorkan 2 miliar euro (US$2,1 miliar) lagi ke dalam dana yang digunakan untuk membayar dukungan militer untuk Ukraina, setelah sebagian besar habis selama hampir 10 bulan perang.
Menteri pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan Inggris membuka potensi pasokan rudal jarak jauh kepada Ukraina untuk menargetkan situs peluncuran drone Rusia yang telah menghantam infrastruktur jika Rusia terus menargetkan wilayah sipil.
Pelabuhan Odesa di Laut Hitam Ukraina pada hari Senin melanjutkan operasinya setelah Rusia menggunakan pesawat tak berawak buatan Iran pekan lalu untuk menyerang dua fasilitas energi.
Baca Juga
Operator jaringan listrik Ukraina Ukrenergo mengatakan pasokan listrik terhadap 1,5 juta orang perlahan-lahan dipulihkan, tetapi situasinya masih sulit.
Dalam laporan rutin mengenai situasi militer, Staf Umum Ukraina mengatakan pasukannya telah memukul mundur Rusia di empat permukiman di wilayah Donetsk timur dan delapan permukiman di wilayah Luhansk yang berdekatan.
Wilayah-wilayah tersebut adalah dua dari empat wilayah di Ukraina timur dan selatan yang diklaim Moskow telah dianeksasi setelah "referendum" sepihak bulan lalu.
Kemudian, Staf Umum mengatakan artileri Rusia telah menghantam hampir 20 pemukiman garis depan di sekitar kota Bakhmut di timur, yang ingin direbut Moskow tetapi sekarang sebagian besar hancur karena pemboman yang tak henti-hentinya.
Pada hari Senin, seorang pejabat senior militer Amerika Serikat mengatakan Rusia menghabiskan begitu banyak amunisi sehingga beralih ke amunisi yang sudah berusia puluhan tahun dengan tingkat kegagalan yang tinggi.