Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Janet Yellen: AS Bakal Terus Bantu Ukraina Selama Diperlukan

Menkeu AS Janet Yellen mengatakan bantuan tersebut akan terus diberikan tanpa batas waktu selama Ukraina masih membutuhkannya.
Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen/ Bloomberg
Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen mengisyaratkan pemerintahan Joe Biden siap untuk terus mengupayakan bantuan untuk Ukraina dalam perangnya melawan invasi dan serangan rudal Rusia.

Dilansir dari Bloomberg pada Senin (12/12/2022), AS menjanjikan bantuan militer senilai US$38 miliar atau Rp594 triliun dan telah memberikan bantuan langsung senilai US$13 miliar (Rp203 triliun) kepada Ukraina.

Dalam sebuah wawancara di 60 Minutes CBS TV, Yellen mengatakan bantuan tersebut akan terus diberikan tanpa batas waktu selama Ukraina masih membutuhkannya.

Pernyataan Yellen tersebut senada dengan Presiden Joe Biden pada akhir pekan yang menegaskan dukungan AS untuk Ukraina dalam telepon dengan Presiden Volodymyr Zelensky.

Berdasarkan keterangan Gedung Putih, Biden mengatakan bahwa AS berkomitmen untuk terus memberikan bantuan keamanan, ekonomi, dan kemanusiaan kepada Ukraina, serta meminta pertanggungjawaban Rusia atas perang tersebut.

Yellen juga memberikan acungan jempol terhadap upaya AS dan sekutu-sekutunya pada 5 Desember, yang membatasi pendapatan Rusia dari ekspor minyak. Kelompok negara-negara G7 dan dan Uni Eropa menetapkan batas harga yang dapat dikenakan Rusia untuk ekspor minyak dan masih mendapatkan akses ke layanan pengiriman penting yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan Uni Eropa dan Inggris.

"Batas harga hanya mulai berlaku pada awal minggu ini, tetapi saya akan mengatakan, sejauh ini, sangat bagus," kata Yellen.

CBS juga berbicara dengan wakil Menteri Keuangan Wally Adeyemo yang menyebutkan kerugian yang diterima ekonomi Rusia akibat sanksi tersebut.

Dia mengisyaratkan seberapa banyak intelijen yang dimiliki pemerintahan Biden terhadap kegiatan pemerintah Rusia.

"Kami dapat melihat intelijen mengenai upaya Rusia untuk menghindari sanksi kami. Kami juga mendapat informasi intelijen mengenai apa yang dibutuhkan Rusia untuk melanjutkan perangnya di Ukraina,” kata Adeyemo.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper