Bisnis.com, JAKARTA - Protes meletus di pabrik iPhone terbesar di dunia di Kota Zhengzhou China milik Foxconn, menurut rekaman yang beredar luas secara online.
Video menunjukkan ratusan pekerja berbaris dan berhadapan dengan orang-orang berjas hazmat dan polisi antihuru hara. Mereka yang menyiarkan langsung aksi protes mengatakan para pekerja dipukuli oleh polisi. Video juga menunjukkan bentrokan.
Melansir BBC, Rabu (23/11/2022), Foxconn mengatakan akan bekerja dengan staf dan pemerintah daerah untuk mencegah kekerasan lebih lanjut.
Dalam pernyataannya, perusahaan mengatakan beberapa pekerja ragu tentang gaji tetapi perusahaan akan memenuhi gaji berdasarkan kontrak.
Itu juga digambarkan sebagai desas-desus yang "jelas tidak benar" bahwa rekrutan baru diminta untuk berbagi asrama dengan pekerja yang positif Covid-19.
Asrama didesinfeksi dan diperiksa oleh pejabat setempat sebelum orang baru pindah, kata Foxconn.
Baca Juga
Bulan lalu, kasus Covid-19 yang meningkat membuat lokasi tersebut dikunci, mendorong beberapa pekerja untuk keluar dan pulang. Perusahaan kemudian merekrut pekerja baru dengan janji bonus yang besar.
Rekaman yang dibagikan di situs streaming langsung menunjukkan para pekerja berteriak: "Pertahankan hak kami! Pertahankan hak kami!"
Pekerja lain terlihat menghancurkan kamera pengintai dan jendela dengan tongkat.
"Mereka mengubah kontrak sehingga kami tidak bisa mendapatkan subsidi seperti yang mereka janjikan. Mereka mengarantina kami tetapi tidak menyediakan makanan," kata salah satu pekerja Foxconn selama siaran langsungnya.
"Jika mereka tidak memenuhi kebutuhan kami, kami akan terus berjuang."
Dia juga mengaku pernah melihat seorang pria "terluka parah" setelah dipukuli oleh polisi.
Seorang karyawan yang baru-baru ini mulai bekerja di pabrik Zhengzhou juga mengatakan kepada BBC bahwa mereka memprotes karena Foxconn telah "mengubah kontrak yang mereka janjikan".
Dia mengatakan beberapa pekerja yang baru direkrut takut tertular Covid-19 dari staf yang pernah berada di sana selama wabah sebelumnya.
"Para pekerja yang melakukan protes ingin mendapatkan subsidi dan pulang," kata staf tersebut.
Ada pengerahan polisi yang berat ke pabrik pada Rabu (23/11/2022) pagi, katanya. Video streaming langsung lainnya juga menunjukkan kerumunan polisi bersenjata di lokasi.
Karyawan baru lainnya mengatakan kepada BBC bahwa dia berada di lokasi protes pada Rabu (23/11/2022). Dia melihat "seorang pria dengan kepala berlumuran darah tergeletak di tanah".