Bisnis.com, JAKARTA – Badaruddin Andi Picunang memutuskan akan segera mundur dari jabatan sekretaris jenderal Partai Beringan Karya alias Partai Berkarya.
Badar memilih mundur karena konflik internal yang tak kunjung selesai. Pada tahun ini Partai Berkarya sudah melakukan lima kali musyawarah nasional luar biasa (munaslub) untuk terus mengganti para petinggi partai.
Paling baru, munaslab diadakan pada 1 Oktober 2022 memutuskan memberhentikan Badar dari jabatan sekjen partai. Padahal, menurut Badar, dirinya tidak dikonfirmasi dan tak diikutsertakan dalam forum tersebut.
Dia mengklaim munaslab tersebut tak sah karena AD/ART partai mengatur bahwa ketua umum (ketum) dan sekjen hanya dapat dipilih atau diberhentikan secara bersama-sama. Sebelumnya, masih pada 2022, beberapa kali juga terjadi pemberhentian ketum, sekjen, ataupun petinggi partai lainnya.
Oleh sebab itu, Badar memutuskan mengundurkan diri dari jabatan sekjen Partai Berkarya. Meski begitu, dia menekankan bahwa dirinya akan resmi mundur jika sudah menemukan partai politik lain yang dapat menampung untuk dapat berkiprah pada Pemilu 2024.
“Saatnya saya Badaruddin Andi Picunang (BAP) selaku sekretaris jenderal akan mengambil sikap mundur resmi dari kepengurusan dan keanggotaan partai, bila menemukan partai yang tepat untuk berlabuh untuk berkiprah di Pemilu 2024,” ungkap Badar dalam keterangan tertulis, Selasa (11/10/2022).
Baca Juga
Dia belum bisa mundur secara resmi karena namanya masih ada dalam Surat Keputusan (SK) kepengurusan Partai Berkarya yang didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Saat ini, KPU belum mengeluarkan keputusan resmi terkait status pendaftaran Partai Berkarya sebagai calon perserta Pemilu 2024.
“Siapa tahu dibutuhkan, kan bisa langsung hadir dan tidak jadi penghalang, utamanya bila ada verifikasi faktual, karena wajib sekjen hadir,” jelasnya.
Badar menyebut masih mempunyai tanggung jawab moral kepada para kader Partai Berkarya di daerah yang memilih dirinya sebagai sekjen sesuai munaslab 2020. Kader di daerah masih perlu kepastian pemimpin, terutama soal arah partai ke depannya.
Dia mengakui, beberapa kali memang punya pandangan yang berlawanan dengan Ketum Partai Berkarya Muchdi PR. Bahkan, mengakui sudah lelah dengan situasi internal partai yang tak kunjung stabil. Meski begitu, Badar tak ingin ada pihak yang saling menjatuhkan.
“Sebenarnya lelah juga dengan partai yang ribut terus, namun perlu diluruskan agar sejarah tidak menyalahkan dan tidak menyudutkan personal dengan menzolimi kader, adu domba, mengkambinghitamkan, yang ujungnya menjatuhkan nama baik serta pembunuhan karakter,” ujar Badar.