Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Khoirul Umam mengingatkan Partai Golkar untuk waspada atas dampak dari pergantian pucuk pimpinan di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengingat Suharso Monoarfa sebagai Menteri Bappenas dan Muhammad Mardiono sebagai anggota Wantimpres sama-sama berada di lingkaran pemerintah.
Umam menengarai adan kemungkinan kekuatan politik yang tampaknya terhalang oleh keputusan politik Suharso yang memilih bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
KIB merupakan kolisi tiga partai termasuk Partai Amanat Nasional (PAN) selain Golkar dan PPP. Koalisi ini telah memenuhi ambang batas pencalonan presiden.
"Besar kemungkinan hal ini terkait dengan keputusan PPP ikut membentuk sekoci politik bernama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dikabarkan dipersiapkan untuk nama tokoh potensial yang tidak direstui partai asalnya," kata Umam kepada wartawan, Senin (12/9/2022).
Menurutnya, meski Mardiono disebut sebagai juru runding utama PPP pada KIB, hal itu tidak menjamin sepenuhnya ketetapan pilihan politik PPP dalam KIB.
Kepemimpinan baru PPP diprediksi akan menempuh jalan yang bisa jadi berbeda dengan saat ini.
Baca Juga
"Karena itu, meski Plt Ketum PPP Mardiono merupakan juru runding terdepan PPP di KIB, namun mencermati dinamika politik pasca-pemberhentian Suharso ini, kemungkinan besar akan ada koreksi total terhadap pilihan koalisi PPP," tandas dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina Jakarta itu.
Umam mensinyalir indikasi adanya kontrol kekuasaan politik dalam pergantian tersebut. Hal itu dapat diduga ketika melihat kecepatan pengesahan SK Kemenkumham yang hanya memakan waktu lima hari.
“Prediksi KIB akan layu sebelum berkembang seolah akhirnya terkonfirmasi. Bahkan, sejumlah informasi spekulatif mengabarkan bahwa operasi politik pendongkelan pimpinan partai KIB yang lain, belakangan ini juga kian menyeruak. Salah satu partai yang patut mengantisipasi ini adalah Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto," ujarnya, Senin (12/9/2022).
Sementara itu, pengamat politik dari Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengatakan, akan sulit untuk menerka arah politik Plt. Ketua Umum DPP PPP Mardiono dalam membangun koalisi. Pasalnya, sebagai ketua baru, pasti harapan kader PPP untuk menyampaikan aspirasi lebih besar.
“Belum tentu juga bahwa bergabungnya PPP ke KIB, punya dukungan kuat kader di bawah. Jangan-jangan itu batu loncatan kenapa kemudian Suharso itu di-impech. Bisa jadi karena Suharso banyak mengambil keputusan personal, salah satunya tidak melibatkan kader,” ujar Dedi.
Sosok bekas Ketum PPP, Suharso Monoarfa sendiri dikenal dekat dengan petinggi parpol KIB lain seperti Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto maupun Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan.