Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) RI Ma’ruf Amin menilai bahwa upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di berbagai negara saat ini mengalami tantangan berat imbas dari krisis ekonomi global yang tengah melanda.
Terlebih, kata Wapres, adanya pandemi Covid-19 telah menghentikan atau memperlambat kemajuan upaya pencapaian SDGs yang dilakukan oleh komunitas global.
Demikian halnya Indonesia, Wapres mengatakan bahwa meskipun kedudukannya dalam upaya pencapaian target SDGs naik dari peringkat 97 pada 2021 menjadi 82 pada 2022 dari 163 negara, tetapi saat ini masih memiliki beragam pekerjaan rumah, khususnya dalam mencapai target SDGs pertama yakni memberantas kemiskinan, kelaparan, dan malnutrisi atau stunting.
“Guna meniadakan kemiskinan dalam bentuk apa pun sebagaimana tujuan SDGs pertama, misalnya, pemerintah mengedepankan kebijakan perlindungan sosial dan pemberdayaan masyarakat,” ujarnya lewat diskusi virtual Indonesian SDGs Corporate Summit (ISCOS) 2022, Selasa (6/9/2022).
Ma'ruf menyebutkan, selain untuk mengurangi kemiskinan nasional sebesar 10,14 persen per Maret 2021, juga utamanya untuk menyasar kemiskinan ekstrem yang tercatat masih sebanyak 4 persen. Menurutnya, hal ini masih harus terus diturunkan sebagaimana target Presiden untuk menghapus kemiskinan ekstrem hingga 0 persen pada 2024.
“Untuk itu, integrasi, sinergi, dan kolaborasi program dari berbagai kementerian dan lembaga, serta pelibatan aktor non-Pemerintah menjadi kunci sukses agenda pencapaian 0 persen kemiskinan ekstrem. Di samping tentunya, akurasi data sasaran penerima manfaat program,” tuturnya.
Baca Juga
Begitu pula dengan upaya pencapaian tujuan SDGs kedua, Wapres menyampaikan bahwa untuk menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi, pemerintah didukung segenap elemen bangsa dituntut untuk bekerja keras sekaligus cerdas, agar target prevalensi stunting 14 persen pada 2024 dapat tercapai.
“Terlepas dari turunnya angka stunting sebesar 30,8 persen pada 2018 menjadi 24,4 persen pada 2021, masih ada tantangan besar menurunkan 10,4 persen dalam 2,5 tahun ke depan,” paparnya.
Oleh sebab itu, menurutnya, sebagai pemegang Presidensi G20 tahun 2022, Indonesia mengajak seluruh dunia agar bahu-membahu, saling mendukung untuk pulih bersama dan tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.