Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Presiden Ukraina Zelensky Sebut Rusia Bawa Paksa Dua Juta Rakyatnya

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut pihak Rusia telah membawa dan menahan secara paksa dua juta rakyat Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut pihak Rusia telah membawa dan menahan secara paksa dua juta rakyat Ukraina. JIBI/Bisnis-Afifah Rahmah
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut pihak Rusia telah membawa dan menahan secara paksa dua juta rakyat Ukraina. JIBI/Bisnis-Afifah Rahmah

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut Rusia telah membawa dan menahan secara paksa dua juta rakyat Ukraina sejak invasi militer yang dilakukan sejak 24 Februari 2022. 

Dikutip dari The Guardian, Kamis (14/7/2022), dua juta orang yang ditahan paksa tersebut, termasuk beberapa ratus ribu anak-anak. Tak hanya itu, puluhan ribu orang Ukraina ditahan di kamp-kamp penyaringan di wilayah sementara yang diduduki Rusia. 

"Bayangkan saja jumlah ini, dua juta orang. Itulah berapa banyak orang kita yang telah dibawa ke Rusia. Di antara mereka yang telah dipindahkan secara paksa dari Ukraina dan dibawa ke Rusia adalah beberapa ratus ribu anak," katanya, dikutip dari ukrinform.net, Kamis (14/7/2022).

Zelensky tak menyebutkan angka pastinya saat ini. Namun, menurutnya orang-orang yang dideportasi itu telah kehilangan sarana komunikasi, identitas mereka pun telah dirampas, dan diintimidasi dan dibawa ke daerah-daerah terpencil di Rusia.

"Sehingga akan sama sulitnya bagi mereka untuk kembali ke tanah air [Ukraina]," lanjutnya.

Tak sampai disana, Zelensky juga menduga beberapa wanita muda termasuk di antara mereka yang ditahan di kamp penyaringan telah menghilang.

Di sisi lain, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah menyerukan penghentian deportasi Rusia terhadap warga negara Ukraina.

Dia menuduh Rusia dengan sengaja memisahkan anak-anak Ukraina dari orang tuanya dan menculik anak dari panti asuhan untuk diadopsi di Rusia.

"Rusia harus segera menghentikan operasi penyaringan sistematisnya di Ukraina, yang dilaporkan telah menghilang, ditahan, atau dideportasi secara paksa dari rumah mereka sekitar 1,6 juta orang Ukraina yang tidak bersalah, termasuk 260.000 anak-anak," tulis Blinken lewat akun Twitternya @SecBlinken, Rabu (13/7/2022) kemarin.

Lebih lanjut, dalam sebuah pernyataan, Blinken juga menilai pemindahan dan deportasi yang tidak sah dari orang-orang yang dilindungi adalah pelanggaran berat terhadap konvensi Jenewa keempat, tentang perlindungan warga sipil dan merupakan kejahatan perang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper