Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aturan Kepemilikan Senjata di Jepang Sangat Ketat, Mengapa Shinzo Abe Bisa Ditembak?

Penembakan yang mengakibatkan mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe meninggal dunia sangat mengejutkan, karena Jepang menerapkan aturan ketat terhadap kepemilikan senjata.
Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe saat kampanye  untuk kandidat anggota partainya dalam pemilihan Dewan Penasihat sebelum dia ditembak di Prefektur Nara, Jumat (8/7/2022). Yomiuri Shimbun
Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe saat kampanye untuk kandidat anggota partainya dalam pemilihan Dewan Penasihat sebelum dia ditembak di Prefektur Nara, Jumat (8/7/2022). Yomiuri Shimbun

Kepemilikan Senjata Api di Jepang

Perizinan kepemilikan senjata bagi warga sipil sangatlah ketat, terutama senapan untuk olahraga atau berburu. Seseorang perlu memiliki lisensi intensif dan melakukan proses pemeriksaan latar belakang sebelum memilikinya. Bahkan polisi pun biasanya dipersenjatai hanya dengan pistol.

Ada beberapa detil tentang senjata yang digunakan dalam serangan terhadap Abe. Video dari tempat kejadian menunjukkan apa yang tampak seperti dua tabung panjang yang dibungkus dengan pita hitam di tanah di tempat kejadian.

Profesor Universitas Tokyo Daniel Foote mengatakan senjata rakitan yang digunakan pelaku sebenarnya menunjukkan sejauh bagaimana ketatnya undang-undang senjata Jepang.

“Sangat sedikit orang yang memiliki kemampuan untuk membuat senjata seperti itu,” ungkap Foote.

Berdasarkan data Gunpolicy.org, perkiraan jumlah total senjata yang dimiliki warga sipil di Jepang adalah 310.400 pada 2019, atau 0,25 per 100 orang. Ini merupakan tingkat terendah di antara negara-negara G7, jauh dibandingkan dengan 393 juta senjata atau 120 per 100 orang di AS, dan 3,2 juta atau 5 per 100 orang di Inggris.

William Cleary, seorang profesor hukum pidana di Universitas Hiroshima Shudo, mengatakan penembakan sangat jarang terjadi di Jepang. Namun sebaliknya, itulah mengapa hal ini mudah dilakukan.

"Keamanan jelas terlalu longgar dan ini akan mendorong pengetatan keamanan, terutama pada pidato terbuka, mengingat kita berada di tengah pemilihan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper