Bisnis.com, JAKARTA--Ukraina mengumumkan pertukaran tawanan perang terbesar sejak invasi Rusia. Mereka menerima pembebasan 144 tentaranya, termasuk 95 tentara Azov yang mempertahankan pabrik baja Azovstal di Mariupol.
“Ini adalah pertukaran terbesar sejak dimulainya invasi Rusia skala penuh,” kata intelijen militer Ukraina dalam pesan Telegram seperti dikutip TheGuardian.com, Kamis (30/6/2022).
Dia menambahkan bahwa sebagian besar warga Ukraina yang dibebaskan mengalami luka serius, termasuk luka bakar dan amputasi dan sekarang menerima perawatan medis.
Seorang kepala separatis Pro-Rusia mengkonfirmasi pertukaran tahanan tersebut dengan mengatakan bahwa 144 tentara Rusia dan separatis dikembalikan ke Rusia sebagai bagian dari pertukaran tawanan tersebut.
“Kami menyerahkan kepada Kyiv jumlah tahanan yang sama dari angkatan bersenjata Ukraina, yang sebagian besar terluka. Tugas utama kami adalah menyelamatkan para pejuang yang ambil bagian dalam operasi militer khusus,” kata Denis Pushilin, kepala separatis pro-Rusia Republik Rakyat Donbas.
Pushilin menambahkan bahwa beberapa tentara Ukraina yang dibebaskan adalah bagian dari “batalion nasionalis.” Akan tetapi tidak ada komentar dari Moskow tentang pertukaran tahanan tersebut.
Baca Juga
Lebih dari seribu pejuang Azovstal dipindahkan ke wilayah yang dikuasai Rusia pada bulan Mei setelah mereka menyerah kepada pasukan Moskow pada akhir pengepungan selama tiga bulan.
Nasib tentara tetap menjadi perhatian yang signifikan bagi pejabat di Kyiv yang mengatakan mereka akan menyelamatkan mereka dalam bentuk pertukaran tahanan.
Di antara para pejuang Azovstal yang ditukar pada hari Rabu, kata Ukraina, ada 43 anggota resimen Azov, sebuah batalion yang telah memainkan peran sentral dalam pembenaran Rusia atas invasinya.
Resimen Azov dibentuk pada tahun 2014 sebagai milisi sukarelawan untuk melawan pasukan yang didukung Rusia di Ukraina timur, dan banyak dari anggota aslinya memiliki pandangan ekstremis sayap kanan. Sejak itu, unit tersebut telah diintegrasikan ke dalam garda nasional Ukraina dan resimen itu sekarang menyangkal menjadi fasis, rasis, atau neo-Nazi.
Media pemerintah Rusia menggunakan keberadaan resimen tersebut sebagai bukti klaim palsunya bahwa negara Ukraina telah terinfeksi nazisme, ketika presiden Rusia Vladimir Putin bersumpah untuk "mendenazifikasi" negara tersebut.