Bisnis.com, JAKARTA – Pelaksanaan pemilu di Filipina akan dipantau langsung oleh tim Penilai Independen Internasional dari sembilan negara, salah satunya Indonesia.
Delegasi Indonesia akan dipimpin oleh Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Idham Holik, dengan didampingi anggota Tenaga Ahli Setjen KPU Ali Ridho dan Staf Setjen KPU RI Johan Teguh. Ketiganya dipilih untuk menjadi tim Penilai Kehormatan International dan Independen dari Pemerintah Filipina.
Idham yang juga menggawangi Divisi Teknis Penyelenggaraan di KPU mengungkapkan betapa pemilu di Filipina dilakukan sangat cepat, terbuka, dan demokratis.
Bahkan, sambungnya, perolehan suara sudah sampai di pusat dan direkapitulasi secara penuh sehingga menjadi hasil resmi hanya memakan waktu 2 hingga 5 jam saja.
Idham juga menyampaikan komitmennya tentang isu-isu kesetaraan gender dalam politik di pemilu dan cara meningkatkan partisipasi perempuan yang diharapkan berimplikasi pada peningkatan keterwakilan perempuan di lembaga legislatif/parlemen. Isu-isu tersebut pun sejalan dengan fokus Filipina dalam pemilu.
“Ada banyak sekali pengalaman dan kebijakan yang menarik yang bisa dipelajari di Filipina untuk meningkatkan kualitas praktek demokrasi elektoral yang berkeadilan gender,” ujar Idham melalui keterangan resminya Selasa (10/5/2022).
Baca Juga
Idham menilai bahwa pemilu di Filipina dilakukan dengan sangat cepat, terbuka, dan demokratis. Dia menyampaikan dalam waktu 2 hingga 5 jam, surat perolehan suara telah dapat sampai ke pusat dan direkapitulasi secara penuh sehingga menjadi hasil resmi.
Adapun, pada pemilu Filipina kali ini, diperebutkan 77 posisi nasional, 18.103 posisi lokal, dengan jumlah kontestan mencapai 55.572 orang.
Berdasarkan Survei Pulse Asia pada 2019, 9 dari 10 orang Filipina memilih untuk melakukan pemilu secara otomatis dengan menggunakan Vote Counting Machine (VCM). Mesin tersebut dapat memindai surat suara dan menerbitkan struk bukti hasil perhitungan suara dari pilihan pemilih di setiap tempat pemungutan suara (TPS).
Secara keseluruhan, terdapat 106.00 VCM yang disiapkan oleh Smartmatic, perusahaan alat pemilu canggih yang telah terbukti dalam berbagai pengujian Pilpres di lebih dari 70 negara.
Selain itu Pemerintah setempat jiga menyediakan sekitar 37.000 bilik suara dengan 1.800 pusat konsolidasi dan audit. Sistem modernisasi pemilu sendiri dinilai dapat meningkatkan kepercayaan nasional dan internasional terhadap Filipina.
Pilihan tersebut juga dinilai dapat menjadikan Filipina sebagai salah satu negara yang layak di contoh untuk sistem pemungutan suara di wilayah Asia.