Bisnis.com, SEMARANG – Anies Baswedan mengisi ceramah tarawih di Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Kamis (7/4/2022) malam kemarin.
Panitia acara menghendaki Gubernur DKI Jakarta tersebut untuk memberikan ceramah mengenai isu-isu pembangunan di perkotaan.
Namun demikian, di sela-sela ceramahnya, Anies kerap pula bercerita mengenai pengalamannya saat menempuh studi di Kampus Biru tersebut.
“Alhamdulillah sampai juga di kampus tercinta. Sore tadi saya mendarat. Kemudian sempat mampir di Jalan Kaliurang, rumah kami dulu, dan sampai juga di Masjid Kampus yang suasananya ini menggambarkan Gadjah Mada tetap tetap sebagai universitas perjuangan,” ucap Anies di awal ceramahnya.
Hampir separuh usia Anies memang dihabiskan di Yogyakarta. Anies sempat menempuh pendidikan di SD Negeri Percobaan 2 di Kabupaten Sleman, SMP Negeri 5 Yogyakarta, hingga SMA Negeri 2 Yogyakarta.
Di Universitas Gadjah Mada, Anies menempuh studi di Fakultas Ekonomi sejak 1989. “Kalau buat saya, Gadjah mada itu bukan tempat kuliah saja. Karena masa kecil saya di kampus ini. Rumah saya hanya 500 meter di utara kampus,” ucap Anies mengenang masa lalunya.
Baca Juga
Tak hanya menempuh studi, di Kampus Biru Anies juga dikenal sebagai aktivis kampus. Sejumlah lembaga, organisasi, serta jabatan pernah didudukinya.
Pada saat muda, Anies memang dikenal sebagai aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Pria tersebut juga sempat terpilih untuk menjadi Ketua Senat UGM pada 1992 dan menjadi salah satu perintis Badan Eksekutif Mahasiswa sebagai lembaga eksekutif mahasiswa UGM pada 1993.
Kepada jemaah yang hadir di Masjid Kampus UGM, Anies menuturkan berbagai kisah hidupnya sewaktu masih di Yogyakarta.
Namun demikian, Gubernur DKI Jakarta tersebut mengaku kampus tercintanya itu kini mulai berubah.
“Kalau dulu jejerannya sepeda dan motor. Kalau sekarang padatnya mobil juga. Kelihatan Gadjah Mada sudah naik kelas. Kita dulu ketika kuliah merasakan kampus ndeso,” ucap Anies.
Dari tayangan yang disiarkan secara daring, tak sedikit jamaah Masjid Kampus UGM yang merespon positif ceramah Anies dengan gelak tawa maupun gurauan.
Bahkan, selepas mengisi ceramah, Anies disambut meriah oleh jamaah dengan meneriakkan “Presiden, presiden, presiden.
Respon tersebut tentunya berbanding terbalik ketika Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, hadir untuk mengisi acara yang sama di hari sebelumnya.
Ganjar tak disambut tepuk tangan ataupun tawa yang meriah, justru puluhan mahasiswa hadir dan membentangan spanduk soal Wadas di hadapan politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut.
Uniknya, Anies mengetahui apa yang dialami rekan sealmamaternya itu. Bahkan, apa yang dialami Ganjar sempat disinggung dalam ceramahnya.
“Kelihatannya di kampus ini memang semangat pergerakan itu masih hidup. Walaupun tadi diumumkan jangan ada spanduk. Alhamdulillah, mala mini tidak kelihatan ada spanduk,” ucap Anies.
Sebagai informasi, Anies dan Ganjar memang tengah menjadi sorotan publik. Pasalnya, keduanya digadang-gadang untuk maju dalam bursa bakal calon presiden periode mendatang.
Sirojudin Abbas, Direktur Eksekutif SMRC, menjelaskan bahwa dukungan publik pada kedua nama tersebut mengalami penguatan.
“Walaupun suara Ganjar mengalami peningkatan signifikan dalam setahun terakhir, tapi cenderung datar dalam tiga bulan terakhir. Dari 19,2 persen pada Desember 2021 menjadi 18,1 persen pada Maret 2022,” jelas Abbas dalam konferensi pers yang digelar secara virtual beberapa waktu lalu.
