Bisnis.com, JAKARTA - Politikus Partai Gerindra dan Anggota DPR RI Fadli Zon angkat bicara menanggapi beredarnya sebuah foto di media sosial yang diberikan narasi seolah-olah ia terlibat dengan organisasi jaringan teroris.
Dalam klarifikasinya yang disampaikan melalui Twitter pribadinya, Fadli mengatakan foto pemberian bantuan untuk kemanusian tersebut dilakukannya pada tahun 2015 saat masih menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Korpolkam, 2014-2019).
Sebagai wakil rakyat, dirinya tak menampik bahwa banyak menerima tamu dari berbagai kalangan masyarakat.
"Delegasi masyarakat yang saya terima mewakili berbagai spektrum golongan dan kepentingan, baik untuk keperluan audiensi, penerimaan pengaduan, maupun courtesy call," tulisnya seperti dikutip Bisnis, Rabu (16/3/2022).
Sebagai wakil rakyat, ia mengaku selalu bersikap terbuka terhadap seluruh anggota masyarakat, apapun suku, ras, agama, serta afiliasi politiknya. Sebab, Itu adalah bagian dari tugas representasinya sebagai anggota DPR RI.
Baca Juga
Soal foto tersebut, diceritakannya, terjadi pada 28 Mei 2015. Saat itu ia bersama Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra), Fahrihamzah menerima permintaan delegasi kemanusiaan dari Forum Indonesia Peduli Syam (FIPS) yang dipimpin oleh Ustadz Bachtiar Nasir (UBN).
Mereka menyampaikan perkembangan situasi pengungsi Suriah di perbatasan Turki yang membutuhkan bantuan dari masyarakat Indonesia. Mereka menggalang dana untuk rumah sakit darurat, makanan, serta pakaian bagi pengungsi korban perang.
"Karena dana dikumpulkan dari masyarakat Indonesia, mereka kemudian meminta saya dan Saudara Fahrihamzah sebagai representasi pimpinan wakil rakyat untuk secara simbolik menyerahkan bantuan kemanusiaan tersebut pada FIPS. Penyerahan bantuan simbolik ini diabadikan oleh para wartawan yang hadir," jelasnya.
"Setiap kegiatan saya sebagai anggota dan pimpinan parlemen, selalu didokumentasikan sebagai bentuk keterbukaan sekaligus pertanggungjawaban publik," lanjutnya.
Adapun terkait dana yang tertera dalam simbol (USD 20,000), ditegaskannya, adalah dana yang dikumpulkan oleh FIPS dari masyarakat Indonesia, bukan sumbangan pribadinya atau dari Fahri Hamzah.
'Saya dan Fahri Hamzah kenal dengan tiga anggota delegasi FIPS, yaitu Ustadz Bachtiar Nasir, Mustofa Nahra, serta pengacara Achmad Michdan. Namun, empat orang lainnya saya tidak kenal," ungkapnya.
Sebelum bertamu ke DPR pada tanggal 21 Mei 2015, menurutnya, FIPS saat itu juga telah bertamu ke Kementerian Luar Negeri yang diterima oleh Wakil Menteri Luar Negeri.
Saat itu Kementerian Luar Negeri juga menyambut baik kegiatan FIPS dan mengakui bahwa pemerintah Indonesia memiliki pemikiran serta visi yang sama dengan FIPS terkait bantuan kemanusiaan bagi rakyat Suriah yang saat itu sangat membutuhkan pertolongan kemanusiaan.
"Penerimaan terhadap delegasi FIPS adalah bentuk dukungan terhadap aksi kemanusiaan. Ketika masyarakat Indonesia menyumbang rumah sakit di Gaza, sebagai Wakil Ketua DPR RI saya juga diminta untuk menyerahkan bantuan tersebut secara simbolik," terangnya.
Oleh karena itu, upaya untuk mengait-ngaitkan dengan terduga teroris adalah fitnah belaka. Secara politik, ia menganggap ini adalah fitnah yang kotor, sama seperti kalau ada orang yang mencoba mengaitkan Presiden
Jokowi dengan terorisme hanya karena pernah menerima terduga teroris Farid Okbah di Istana.
"Penjelasan ini saya buat untuk menepis fitnah sejumlah orang yang secara insinuatif berusaha memutarbalikan dukungan saya terhadap aksi kemanusiaan seolah adalah bentuk dukungan terhadap terorisme. Itu fitnah yang sangat kotor dan keji sekali," tandasnya.
Sebagai informasi, sebelumnya pegiat media sosial Eko Kuntadhi mengunggah ulang sebuah foto yang memperlihatkan Fadli Zon memberikan bantuan kepada organisasi Hilal Anhar Society Indonesia (HASI) pada 2015 melalui akun Twitternya.
HASI sendiri belakangan diketahui organisasi yang didirikan tersangka teroris dokter SU yang ditembak Densus 88 di Sukoharjo beberapa waktu lalu.
Beberapa sumber menyebut, HASI merupakan organisasi yang terkait dengan Al-Qaida. HASI juga disebut sayap organisasi Jemaah Islamiyah (JI).
"Sebagai Wakil Ketua DPR, gak mungkin Fadli gak tahu informasi itu. Jadi, Fadli memang sengaja mendanai gerakan teroris," tulis Eko Kuntadhi.