Bisnis.com, JAKARTA – Perundingan antara Rusia dan Ukraina memasuki putaran ketiga yang akan digelar pada hari ini, Senin, 7 Maret 2022. Menjelang digelarnya perundingan, Presiden Vladimir Putin kembali mengungkapkan sejumlah opsi untuk menghentikan invasi.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut terdapat sejumlah opsi yang dapat dirundingkan antara Rusia dan Ukraina dalam negosiasi putaran ketiga pada Senin ini.
Dikutip melalui laman Xinhua, Putin menegaskan Rusia menuntut demiliterisasi Ukraina, di tengah rencana negara itu bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Bahkan, peluncuran operasi militer khusus di Ukraina dinilai merupakan keputusan yang sulit tetapi perlu dilakukan.
"Karena ada ancaman yang benar-benar nyata terhadap Rusia," kata Putin dikutip dari Xinhua, Senin (7/3/2022).
Tidak hanya itu, pemimpin Rusia tersebut menilai bergabungnya Ukraina dengan NATO dapat mengakibatkan bentrokran langsung antara Rusia—NATO, sebab seluruh blok militer itu wajib mendukung Kiev secara militeristik dan Ukraina mungkin masuk ke Krimea.
Putin mengatakan pasukannya telah menyelesaikan misi penghancuran infrastruktur militer utama Ukraina, di mana fasilitas militer Ukraina yang dihancurkan itu termasuk gudang senjata, gudang amunisi, serta sistem penerbangan dan pertahanan udara.
"Pasukan Rusia akan memenuhi seluruh tugas yang telah diberikan dan operasi di Ukraina berjalan sesuai rencana dan jadwal," ujarnya.
Dikutip melalui Al Jazeera, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Putin mengklarifikasi posisi yang dimiliki delegasi Rusia dalam pembicaraan yang diselenggarakan di Belarusia dengan Ukraina.
“Krimea adalah bagian dari Rusia. Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk harus diakui dalam perbatasan wilayah Donetsk dan Lugansk. Ada kebutuhan untuk demiliterisasi dan harus ada pengaturan untuk itu, yang belum disepakati. Tidak ada senjata yang dapat mengancam keamanan Rusia harus tetap ada di sana," kata Lavrov.
Sekadar informasi, delegasi dari Ukraina dan Rusia telah melakukan dua putaran pembicaraan sejak Rusia meluncurkan invasi skala penuh pada 24 Februari. Pada Kamis (3/3/2022), kedua belah pihak sepakat untuk membuka koridor kemanusiaan untuk memungkinkan warga sipil keluar dari beberapa zona pertempuran.