Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intel AS Bocorkan Rencana Serangan Rusia ke Ukraina

Komunikasi yang disadap pihak intelijen Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa beberapa pejabat Rusia khawatir bahwa invasi skala besar ke Ukraina akan lebih berisiko.
Bendera Amerika Serikat/WallpaperCave
Bendera Amerika Serikat/WallpaperCave

Bisnis.com, JAKARTA - Komunikasi yang disadap pihak intelijen Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa beberapa pejabat Rusia khawatir bahwa invasi skala besar ke Ukraina akan lebih berisiko selain lebih sulit daripada yang diperkirakan oleh Presiden Vladimir Putin dan para pemimpin Kremlin lainnya.

Para pejabat Kremlin juga kesal tentang rencana mereka yang bocor dan diungkapkan secara terbuka oleh negara-negara Barat, kata dua sumber, mengutip hasil komunikasi yang berhasil disadap seperti dikutip CNN.com, Selasa (8/2/2022).

Tidak ada bukti bahwa para pejabat ini menentang rencana secara keseluruhan, atau akan memberontak terhadap perintah Putin, kata dua sumber.

Sumber lain yang akrab dengan intelijen AS mencatat bahwa Rusia memiliki militer profesional yang diharapkan dapat melaksanakan perintah Putin secara efektif.

Meski demikian, personel pertahanan Rusia tetap yakin serangan penuh akan sulit dilakukan, kata seorang pejabat senior Eropa.

“Dalam penilaian kami terlihat jelas beberapa orang di pihak pertahanan [Rusia] tidak benar-benar memahami apa rencana permainan itu,” kata pejabat itu.

Dia menambahkan, bahwa penilaian menunjukkan personel pertahanan berpikir "ini adalah rencana permainan yang sangat sulit untuk dipertahankan."

Sumber lain yang akrab dengan intelijen mengatakan bahwa perencanaan Rusia telah berkembang dan diperluas selama dua bulan terakhir. Hal itu menunjukkan bahwa ada kekhawatiran  pejabat senior Rusia.

Pejabat tersebut mengatakan kepada CNN pada Sabtu bahwa Putin kini telah mengumpulkan 70 persen personel militer dan senjata di perbatasan Ukraina yang dia perlukan untuk invasi skala penuh ke negara itu.

Beberapa penilaian menunjukkan bahwa dia mungkin berencana untuk merebut ibu kota Ukraina, Kyiv.

Kota itu bisa jatuh dalam waktu 48 jam dari invasi darat dan udara dalam skala besar.

Kemungkinan lain, kata para pejabat, adalah bahwa Putin memutuskan operasi multi-cabang dengan mengirimkan pasukan dari beberapa arah di seluruh Ukraina untuk dengan cepat mematahkan kemampuan militer Ukraina untuk bertarung sebagai kekuatan kohesif. Langkah itu merupakan strategi militer klasik khas Rusia.

"Kami sudah lama mengatakan bahwa Putin terus menambah pilihan dan kemampuan dan kami sama-sama transparan tentang beberapa langkah yang kami yakini ingin dia lakukan untuk membenarkan semacam tindakan militer," kata sekretaris pers Pentagon John Kirby.

"Kami juga akan terus membantu Ukraina mempertahankan diri dengan lebih baik dengan bantuan mematikan dan tidak mematikan."

Pejabat AS secara umum dan pribadi mengatakan mereka masih tidak tahu apakah Putin telah memutuskan untuk menyerang dan apa bentuknya jika dia melakukannya. Kondisi itu sebagian besar karena daya jangkau AS ke Putin dan lingkaran dalamnya masih sangat terbatas, menurut sumber tersebut kepada CNN.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper