Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

5 Pahlawan Nasional Perempuan yang Ada di Uang

Para perempuan turut terlibat untuk melawan penjajah dengan cara berperang dan mengasah kata-kata. Foto mereka diabadikan di uang rupiah.
Logo Hari Pahlawan 2021/Kemensos RI
Logo Hari Pahlawan 2021/Kemensos RI

Bisnis.com, JAKARTA – Untuk melawan penjajah di Indonesia, maka para pahlawan pria dan perempuan melakukan perlawanan di medan perang dan membakar semangat masyarakat melalui kata-kata.

Pahlawan wanita juga turut berjuang melalui bidangnya masing-masing seperti pendidikan, tulisan dan pemikiran, hingga ikut turun ke medan tempur.

Mengutip pada bi.go.id, Senin (8/11/2021), ada 191 orang telah diangkat sebagai pahlawan nasional Indonesia dan 15 orang diantaranya perempuan. Lalu, hanya 5 tokoh pahlawan perempuan yang diabadikan ke dalam uang rupiah.

Kelima perempuan tersebut adalah R. A. Kartini, Dewi Sartika, Martha Christina Tiahahu, Cut Nyak Dien, dan Tjut Meutia:

  1. R. A. Kartini

Nama lengkapnya adalah Raden Ajeng Kartini. Dia sosok pahlawan wanita paling familiar karena pengorbanannya dalam memprioritaskan hak para perempuan untuk bisa setara dengan laki-laki, salah satunya mendapatkan pendidikan yang sama. 

Kartini lahir di Jepara, 21 April 1879 dan merupakan putri dari Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, seorang patih yang diangkat menjadi bupati Jepara kala itu. Ragam ide kemajuan yang digagasnya banyak tertuang dalam tulisan di bukunya, seperti Habis Gelap Terbitlah Terang.

Tak hanya buku, Kartini juga banyak menerbitkan surat-surat yang mampu menarik perhatian masyarakat Belanda dan mengubah pandangan mereka terhadap perempuan pribumi di Jawa.

  1. Dewi Sartika

Dewi Sartika adalah pahlawan nasional dari tanah Sunda yang lahir di Cicalengka pada 4 Desember 1884 dan dikukuhkan menjadi pahlawan nasional sejak 1 Desember 1966.

Pengorbanan yang dilakukan Kartini dalam bidang pendidikan, Dewi Sartika juga dikenal karena mendirikan Sekolah Istri di Pendopo Kabupaten Bandung pada tahun 1910 yang kemudian berubah nama menjadi Kaoetamaan Istri. 

Pada 1913 juga berdiri sebuah organisasi Kautamaan Istri di Tasikmalaya, dimana organisasi tersebut membawahi sekolah-sekolah yang didirikan Dewi Sartika. 

Setidaknya, terdapat sembilan sekolah yang tersebar di seluruh Jawa Barat dan akhirnya berkembang menjadi satu sekolah tiap kota. 

    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

    Konten Premium

    Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

    Artikel Terkait

    Berita Lainnya

    Berita Terbaru

    Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

    Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

    # Hot Topic

    Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

    Rekomendasi Kami

    Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

    Foto

    Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

    Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper