Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biografi Bung Tomo dalam Pertempuran Surabaya dan Karier Politiknya

Biografi Bung Tomo, orator heroik Pertempuran Surabaya yang jadi simbol perlawanan rakyat dan pahlawan nasional Indonesia.
Bung Tomo/lib.litbang.kemendagri.go.id
Bung Tomo/lib.litbang.kemendagri.go.id

Bisnis.com, JAKARTA - Bung Tomo merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dia dikenal sebagai tokoh yang mampu membakar semangat rakyat Surabaya melalui pidato radio yang berapi-api selama Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.

Namanya melekat erat dengan Hari Pahlawan karena keberaniannya menyatukan kekuatan rakyat dalam melawan kembalinya penjajah pasca-proklamasi. Sosoknya adalah simbol dari keberanian, patriotisme, dan pengorbanan.

Biografi singkat Bung Tomo

Dikutip dari Arsip Nasional, Senin (21/7/2025), adapun nama lengkap Bung Tomo adalah Sutomo, lahir pada 3 Oktober 1920 di Surabaya, Jawa Timur. Bung Tomo berasal dari keluarga yang menghargai pendidikan dan nilai-nilai keagamaan.

Ayahnya, seorang pegawai pemerintahan, memberikan pengaruh kuat dalam membentuk kepribadiannya. Sejak kecil, Sutomo menunjukkan minat besar dalam dunia organisasi dan kepemudaan.

Dia mengenyam pendidikan di MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs), namun tidak menyelesaikannya karena alasan ekonomi. Meski begitu, kegigihannya dalam belajar tidak pernah surut. Di masa mudanya, ia aktif di organisasi Pandu Garuda, yang membentuk karakter disiplin, kepemimpinan, dan kecintaannya terhadap tanah air.

Profil Bung Tomo

  • Nama Lengkap: Sutomo
  • Nama Populer: Bung Tomo
  • Tempat Lahir: Surabaya, Jawa Timur, Hindia Belanda
  • Tanggal Lahir: 3 Oktober 1920
  • Wafat: 7 Oktober 1981 di Padang Arafah, Arab Saudi
  • Kebangsaan: Indonesia
  • Pekerjaan: Wartawan, Orator, Politikus, Aktivis Nasional
  • Dikenal Sebagai: Pemimpin rakyat dalam Pertempuran Surabaya 1945

Karier Jurnalistik & Gerakan Nasionalis

Bung Tomo mengawali kariernya di bidang jurnalistik, bekerja sebagai wartawan di kantor berita ANETA dan surat kabar Soeara Oemoem. Lewat media ini, dia memperluas wawasannya mengenai pergerakan nasional dan kondisi politik internasional.

Dia juga terlibat dalam berbagai organisasi pergerakan pemuda seperti Indonesia Muda dan Gerakan Rakyat Baru. Melalui tulisan dan aktivitasnya, Bung Tomo mendorong kesadaran nasional dan membangun semangat kebangsaan di kalangan masyarakat luas.

Peran Bung Tomo dalam Pertempuran Surabaya

Pertempuran Surabaya menjadi tonggak utama dalam kiprah perjuangan Bung Tomo. Ketika pasukan Sekutu dan NICA datang untuk mengambil alih kekuasaan, Bung Tomo tampil sebagai pemimpin moral yang menyuarakan perlawanan. Melalui siaran Radio Pemberontakan, ia menyampaikan pidato-pidato yang membakar semangat rakyat untuk melawan penjajahan kembali.

Kepemimpinannya tidak bersifat militer formal, tetapi keberaniannya dalam memimpin rakyat berperan krusial dalam mempertahankan kemerdekaan. Pertempuran yang berlangsung hingga akhir November 1945 ini menjadi simbol perjuangan nasional dan melahirkan peringatan Hari Pahlawan.

Pidato Bung Tomo

Salah satu pidato Bung Tomo yang paling dikenang disiarkan pada awal Pertempuran Surabaya. Melalui pidato ini, ia menyampaikan seruan kepada rakyat:

"Saudara-saudara sebangsa dan setanah air! Jangan kita gentar menghadapi musuh! Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membasahi secarik kain putih merah dan putih, maka selama itu kita tidak akan mau menyerah kepada siapa pun juga! Saudara-saudara! Kita tunjukkan bahwa kita adalah benar-benar orang yang ingin merdeka! Dan hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya! Maka dari itu, kita semua harus tetap bersatu dan berjuang! Jangan kita mundur selangkah pun, walau satu inci pun tanah air kita hendak direbut kembali oleh penjajah! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Merdeka!"

Pidato ini menyulut semangat perjuangan masyarakat di Surabaya. Kata-katanya yang penuh keyakinan menjadikan Bung Tomo simbol moral dan nasionalisme yang melampaui generasi.

Perjalanan Politik Bung Tomo

Setelah masa revolusi, Bung Tomo melanjutkan perjuangannya di ranah politik. Dia menjadi anggota parlemen dan dipercaya menjabat sebagai Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang dan Veteran dalam kabinet Presiden Soekarno.

Bung Tomo dikenal sebagai sosok vokal yang tidak ragu menyuarakan kebenaran. Ia kerap mengkritik kebijakan pemerintah jika dianggap menyimpang dari semangat kemerdekaan. Pada masa Orde Baru, ia sempat ditahan karena kritik terhadap kebijakan pemerintah, tetapi reputasinya sebagai tokoh yang teguh tidak luntur.

Pandangan Moral

Selain sebagai nasionalis sejati, Bung Tomo juga dikenal memiliki kehidupan religius yang kuat. Dalam orasinya, ia kerap mengutip nilai-nilai spiritual sebagai landasan perjuangan. Bagi Bung Tomo, perlawanan terhadap ketidakadilan adalah bagian dari tanggung jawab moral dan agama.

Pandangan moralnya menjadikan ia sebagai figur yang tidak hanya membela kemerdekaan, tetapi juga integritas bangsa. Kejujuran dan keberanian moral menjadi prinsip hidup yang terus ia pegang.

Wafatnya Bung Tomo

Bung Tomo wafat pada 7 Oktober 1981 saat menunaikan ibadah haji di Padang Arafah, Arab Saudi. Jenazahnya kemudian dipulangkan dan dimakamkan di Surabaya, kota yang telah menjadi saksi keberaniannya.

Sebagai penghormatan atas jasanya, pemerintah Republik Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Bung Tomo pada 10 November 2008. Namanya diabadikan sebagai nama jalan, sekolah, serta museum perjuangan di berbagai wilayah Indonesia.

Fakta Unik & Trivia

  • Bung Tomo dikenal memiliki suara yang lantang dan berkarakter, sangat ikonik dalam siaran radio perjuangan.
  • Ia tidak berasal dari latar belakang militer, tetapi diakui kepemimpinannya di medan pertempuran.
  • Pernah menjadi anggota panitia pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
  • Aktif menulis opini dan artikel nasionalis di media-media lokal sebelum masa perjuangan.
  • Ia menjalani hidup sederhana dan tetap vokal hingga akhir hayatnya.

Warisan perjuangan Bung Tomo hidup dalam semangat keberanian untuk membela keadilan dan kedaulatan. Ia membuktikan bahwa dengan tekad kuat dan suara kebenaran, seseorang dapat menggerakkan bangsa.

Untuk generasi muda Indonesia, Bung Tomo adalah teladan kepemimpinan yang lahir dari keberanian, keikhlasan, dan semangat gotong royong. Kisah hidupnya bukan hanya bagian dari sejarah, tetapi juga sumber inspirasi untuk mencintai tanah air dan berani membela nilai-nilai kebenaran.

Disclaimer: Artikel ini dihasilkan dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) dan telah melalui proses penyuntingan oleh tim redaksi Bisnis.com untuk memastikan akurasi dan keterbacaan informasi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro