Bisnis.com, JAKARTA – Nama Luhut Binsar Pandjaitan tak pernah sepi dari pemberitaan terkait dengan dugaan skandal bisnis dan keuangan.
Belum selesai kasus dirinya dengan aktivis Haris Azhar soal tuduhan dibalik operasi militer di Intan Jaya, Luhut kembali disebut dalam Pandora Papers.
Dokumen Pandora Papers berisi bocoran data finansial dari 14 agen perusahaan di negara suaka pajak.
Konsorsium Internasional Jurnalis Investigatif atau International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) memperoleh data berukuran hampir 3 terabita itu dari sumber anonim. Laporan ini dikerjakan oleh 600-an jurnalis dari 150 media di 117 negara.
Dilansir dari Tempo, Pandora Papers menyebutkan bahwa Luhut Pandjaitan menghadiri rapat direksi perusahaan bernama Petrocapital SA, yang terdaftar di Republik Panama. Luhut tercatat hadir langsung dalam beberapa kali rapat yang berlangsung selama 2007-2010.
Juru bicara Luhut, Jodi Mahardi, demikian Tempo memberitakan, mengkonfirmasi kabar bahwa Petrocapital dibentuk di Republik Panama. Ketika perusahaan minyak dan gas itu didirikan pada 2006, modal awal yang disetor sebesar US$ 5 juta atau setara dengan Rp71,5 miliar menggunakan kurs saat ini.
Baca Juga
Namun menurut Jodi, Luhut hanya menjabat eksekutif Petrocapital selama tiga tahun sejak 2007. Ketika Luhut memimpin, perusahaan tersebut gagal memperoleh proyek eksplorasi migas yang layak. Jodi membantah kabar bahwa Luhut berkongsi dengan perusahaan minyak milik pemerintah Indonesia dan mengubah nama perusahaan.
Adapun sebelum tersangkut Paradise Paper, nama Luhut pernah tercantum dalam dokumen Panama Papers. Pada waktu itu, Luhut disebut sebagai Direktur Mayfair International Ltd, perusahaan cangkang di Republik Seychelles, negara suaka pajak di Afrika.
Dokumen Panama Papers pada 2016 menemukan nama pemilik Mayfair adalah dua perusahaan: PT Persada Inti Energi dan PT Buana Inti Energi. Dalam akta pendiriannya, Mayfair beralamat di Suite 13, First Floor, Oliaji Trade Centre, Francis Rachel Street, Victoria, Mahe, Seychelles
Di hari yang sama dengan pendirian Mayfair International Ltd, Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai satu-satunya direktur. Dalam sertifikat penunjukan direksi Mayfair, Luhut dinyatakan beralamat di Jalan Mega Kuningan Barat III Nomor 11, Jakarta. Melengkapi keterangan itu adalah salinan paspor atas nama Luhut.
Dari penelusuran Tempo, Persada dan Buana—secara langsung ataupun tidak—terkoneksi dengan Luhut. Pada 2011, laporan keuangan perusahaan milik Luhut, PT Toba Bara Sejahtra Tbk, mencantumkan PT Buana Energi sebagai mitra perusahaan.
Sedangkan PT Persada dimiliki PT Pelita Buana Karya dan Elizabeth Prasetyo Utomo.
PT Buana bergerak pada bidang kehutanan, sementara PT Persada pernah tercatat sebagai anggota konsorsium perusahaan yang membangun pembangkit listrik tenaga uap di Bengkayang, Kalimantan Barat.