Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim terus menginstruksikan agar sekolah-sekolah mulai menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Namun, masih banyak sekolah di daerah melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan alasan pandemi Covid-19.
Padahal, ada beberapa daerah yang tidak memiliki sarana dan prasarana yang baik untuk belajar daring, tapi tetap memaksakan diri tutup sekolah dengan alasan pandemi Covid-19. Nadiem pun mengaku marah dengan keadaan tersebut
"Saya sudah hampir 8 bulan banting-banting meja terus, pergi ke daerah untuk segera melaksanakan PTM terbatas, saya suka marah setiap kali ada berbagai daerah yang mungkin koneksi internet dan gawai saja tidak ada tapi sekolah itu diperbolehkan PJJ, artinya dia tidak sekolah, harusnya daerah tidak melakukan itu," ujar Nadiem dalam diskusi virtual, Selasa (28/9/2021).
Dia menyebut anak-anak Indonesia sudah sangat terancam ketinggalan pelajaran dan kesehatan mental karena selama 1,5 tahun terakhir belajar daring.
"Jadi ini dampak psikologis dampak kesepian itu juga menjadi bagian daripada kemampuan anak-anak kita untuk menjadi terbuka terhadap pembelajaran," ucapnya.
Saat ini, lanjut Nadiem, sudah ada 40 persen sekolah di Indonesia yang telah buka untuk pembelajaran tatap muka terbatas, namun ini menurutnya masih sangat sedikit.
"Alhamdulillah sudah 40 persen sekolah mulai tatap muka, tapi itu masih angka yang sangat kecil, jadinya kalau kita tidak mau semakin ketinggalan lagi ya anak-anak harus PTM Terbatas dengan protokol kesehatan yang teraman di masing-masing daerah," tutur mantan bos Gojek itu.