Bisnis.com, JAKARTA - Militer Amerika Serikat melancarkan serangan udara terhadap milisi yang didukung Iran di Irak dan Suriah, kemarin malam.
Serbuan udara itu merupakan tanggapan atas serangan pesawat tak berawak oleh milisi terhadap personel dan fasilitas AS di Irak.
Serangan itu menargetkan fasilitas operasional dan penyimpanan senjata di dua lokasi di Suriah dan satu lokasi di Irak, menurut pihak Pentagon terkait serangan yang dilakukan kemarin.
"Seperti yang ditunjukkan oleh serangan malam ini, Presiden [Joe] Biden sudah menegaskan bahwa dia akan bertindak untuk melindungi personel AS," menurut Pentagon dalam sebuah pernyataan seperti dikutip theguardian.com, Senin (28/6/2021).
Akan tetapi, belum ada perincian berapa besar skala serangan tersebut dan pesawat jenis apa saja yang diturunkan untuk keperluan serangan udara tersebut.
Pada akhir Februari lalu Militer AS telah melakukan serangan udara yang menargetkan milisi yang didukung Iran di Suriah.
Serangan itu menghancurkan "beberapa fasilitas yang terletak di satu titik kendali perbatasan yang digunakan oleh sejumlah kelompok militan yang didukung Iran", kata militer AS.
Seorang kontraktor sipil tewas dalam serangan roket yang menyasar AS di Irak awal bulan ini.
Seorang anggota militer AS dan lima kontraktor lainnya terluka ketika roket menghantam sebuah situs di Irbil, termasuk pangkalan yang digunakan oleh koalisi yang dipimpin AS saat itu.
Roket juga menghantam pangkalan AS di Baghdad, termasuk Zona Hijau yang menampung kedutaan AS dan misi diplomatik lainnya.
Pentagon menyebut Kataib Hezbollah dan Kataib Sayyid al-Shuhada sebagai dua milisi yang didukung Iran, yang menjadi target dalam serangan di Suriah timur.
Mereka menyebut tindakan itu sebagai tanggapan proporsional militer yang dilakukan bersama dengan tindakan diplomatik, termasuk berkonsultasi dengan mitra koalisi.
"Operasi itu mengirimkan pesan yang tidak ambigu," ujar pernyataan Pentagon.