Bisnis.com, JAKARTA--Politisi sayap kanan Israel, Naftali Bennett dan pemimpin oposisi Yair Lapid setuju untuk membentuk pemerintahan koalisi yang akan menggulingkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dari 12 tahun kekuasaannya berturut-turut.
“Niat saya adalah untuk melakukan yang terbaik untuk membentuk pemerintahan persatuan nasional bersama dengan teman saya Yair Lapid, sehingga bersama-sama kita dapat menyelamatkan negara dari kekacauan dan mengembalikan Israel ke jalurnya,” kata Bennett, seorang mantan pemimpin pemukim dari kelompok nasionalis religius seperti dikutip TheGuardian.com, Senin (31/5).
Meski negosiasi politik terus berjalan, langkah Bennett memberikan pukulan besar bagi pemimpin terlama Israel itu. Netanyahu terkenal karena retorika politiknya dan telah berulang kali selamat dari upaya untuk mengakhiri karirnya.
Beberapa menit setelah pidato Bennet berakhir, Netanyahu menyerang lawan politiknya itu.
"Dia melakukan penipuan abad ini," kata Netanyahu tentang mantan sekutu dan asisten seniornya itu sekaligus menuduhnya mengabaikan pemilih sayap kanan.
Bennett, yang ingin mencaplok sebagian besar Tepi Barat yang diduduki, secara ideologis lebih dekat dengan Netanyahu daripada Lapid, mantan pembawa berita TV yang populer di kalangan kelas menengah sekuler di negara itu. Dia ikut negosiasi secara intens untuk membentuk pemerintahan sebelum tenggat waktu pada Rabu.
Baca Juga
Menurut laporan media lokal tentang kesepakatan itu, Bennett, pengusaha berusia 49 tahun yang sebelumnya mengepalai kementerian pertahanan dan pendidikan, akan menjadi perdana menteri untuk dua tahun pertama masa jabatan dan Lapid, 57, akan menggantikannya untuk dua tahun yang terakhir.
Jika Lapid bisa mendapatkan dukungan sejumlah partai lain maka dia bisa memberi tahu presiden negara itu, Reuven Rivlin, bahwa dia akan membentuk pemerintahan. Langkah selanjutnya adalah pergi ke parlemen, Knesset, untuk pemungutan suara.
Dengan dilantiknya pemerintahan baru maka dengan itu Netanyahu melepaskan jabatannya dalam waktu seminggu.
Para penentang Netanyahu, yang diadili atas tuduhan korupsi yang dia bantah, menuduh pria berusia 71 tahun itu memecah belah dan memprioritaskan kekuasaannya di atas segalanya. Terlepas dari perbedaan besar mereka, banyak yang mendukung gagasan tentang apa yang mereka sebut sebagai "pemerintahan perubahan".
“Kami membutuhkan pemerintahan yang akan mencerminkan fakta bahwa kami tidak membenci satu sama lain. Pemerintah di mana kiri, kanan dan tengah akan bekerja sama untuk mengatasi tantangan ekonomi dan keamanan yang kita hadapi,” kata Lapid pekan lalu.