Bisnis.com, JAKARTA - Kelompok perlawanan Hamas berjanji tidak akan menyentuh "satu sen pun" bantuan internasional untuk membangun kembali Jalur Gaza yang terkepung setelah Israel membombardir daerah kantong itu selama 11 hari.
Pernyataan itu disampaikan Yahya Sinwar, kepala sayap politik kelompok itu di Gaza kemarin.
Dia menjanjikan distribusi bantuan yang "transparan dan tidak memihak" sebagai gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang diadakan untuk hari keenam.
"Kami menyambut baik upaya internasional atau Arab untuk membangun kembali Jalur Gaza," kata Sinwar.
Akan tetapi, pihaknya menegaskan komitmen untuk tidak mengambil satu sen pun yang dimaksudkan untuk rekonstruksi dan upaya kemanusiaan.
"Kami tidak pernah mengambil satu sen pun di masa lalu," katanya seperti dikutip Aljazeera.com, Kamis (27/5/2021).
Pernyataan Sinwar keluar sehari setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) AS Antony Blinken menjanjikan bantuan negaranya dalam membangun kembali Gaza pada Selasa (25/5/2021).
Akan tetapi, Blinken menekankan bahwa bantuan tersebut tidak boleh menguntungkan Hamas yang menguasai wilayah pesisir.
Ide AS adalah untuk bekerja dengan Otoritas Palestina (PA) yang berbasis di Ramallah, Tepi Barat yang diduduki dan dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas guna mengurangi risiko memperkuat Hamas.
AS dianggap sebagai "organisasi teroris" oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Sinwar mengatakan, pernyataan Blinken ditujukan untuk memperlebar kesenjangan antara Hamas dan PA.
Dia menegaskan, bahwa pernyataan itu tidak akan berpengaruh pada hubungan antara faksi-faksi Palestina yang bersaing.
“Kami tidak akan pernah terjebak dengan trik ini dan kemudia menyerang satu sama lain,” katanya.
Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan di Twitter, bahwa Inggris telah menjanjikan bantuan darurat sebesar 3,2 juta pound (US$4,5 juta) kepada Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) untuk mendukung mereka yang berada di Gaza yang terkena dampak pertempuran baru-baru ini.
Menurut otoritas kesehatan, sedikitnya 254 orang, termasuk 66 anak-anak, tewas di Gaza saat Israel membombardir wilayah Palestina dari udara, darat dan laut selama 11 hari.
Setidaknya 12 orang, termasuk dua anak, tewas di Israel oleh serangan roket yang dilakukan oleh Hamas dan kelompok bersenjata lainnya yang berbasis di Gaza, kata pihak berwenang Israel.
Pada Selasa (25/5/2021), Komisi Eropa mengumumkan bahwa Uni Eropa meningkatkan bantuan kemanusiaannya ke Palestina sebesar delapan juta euro (US$9,8 juta).