Bisnis.com, JAKARTA — Masyarakat meminta Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim turun imbas melonjaknya biaya hidup di negeri Jiran.
Ribuan warga Malaysia menggelar aksi unjuk rasa di pusat kota Kuala Lumpur pada Sabtu (26/7/2025) yang memprotes kenaikan biaya hidup dan menuntut reformasi yang dinilai belum terealisasi oleh pemerintahan Perdana Menteri Anwar Ibrahim.
Anwar yang telah memerintah selama 3 tahun dinilai belum mampu memenuhi janji kampanyenya, khususnya dalam menarik investasi dan mengendalikan harga barang-barang pokok yang terus naik.
Dilansir dari Aljazeera, Minggu (27/7/2025), demonstran menilai Anwar gagal memenuhi janji reformasi dan transparansi seperti saat kampanye.
“Ini salah satu unjuk rasa terbesar di Kuala Lumpur dalam beberapa tahun terakhir. Demonstran menuntut Anwar mundur,” tulis Al Jazeera.
Sebelum aksi protes digelar, Anwar mengumumkan sejumlah kebijakan populis, termasuk bantuan tunai untuk seluruh warga dewasa serta janji penurunan harga bahan bakar. Mulai 31 Agustus, WNI berusia di atas 18 tahun dijanjikan menerima bantuan satu kali sebesar 100 ringgit (sekitar Rp370.000).
Baca Juga
Selain itu, sekitar 18 juta pengendara akan mendapat akses membeli bensin RON95 seharga 1,99 ringgit per liter, sedikit lebih murah dari harga saat ini.
Reuters melaporkan pengumuman tersebut disampaikan Anwar hanya beberapa hari sebelum rencana aksi protes yang akan digelar di Kuala Lumpur.
Pada tahun ini, pemerintahan Anwar telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan penerimaan negara dan produktivitas, seperti menaikkan upah minimum, menambah tarif listrik bagi konsumen besar, serta memperluas cakupan pajak penjualan dan jasa.
Meski Anwar menegaskan kebijakan itu diarahkan untuk kalangan bisnis besar dan warga berpenghasilan tinggi, sejumlah pihak mengkhawatirkan kenaikan biaya justru akan dibebankan pada masyarakat menengah ke bawah.
Polisi memperkirakan aksi protes pada akhir pekan ini diikuti 10.000-15.000 peserta.
Langkah-langkah ini diambil di tengah tekanan publik yang terus meningkat agar pemerintah segera menuntaskan permasalahan ekonomi dan mewujudkan janji-janji reformasi yang sempat dilontarkan sejak awal masa jabatan Anwar.