Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa semua warganya dapat melakukan tes Covid-19 dua kali seminggu. Langkah itu diambil sebagai upaya baru untuk melacak penyebaran virus ketika pembatasan kegiatan masyarakat (lockdown) dibuka kembali dan vaksinasi berlanjut dengan kecepatan yang lebih tinggi.
Johnson, yang berencana mengizinkan kembali perjalanan internasional dan membuka sebagian kegiatan ekonomi pada hari ini, mengatakan bahwa program pengujian massal baru itu akan memutus rantai transmisi selain akan menemukan kasus tanpa gejala.
Setelah sebagian besar Eropa memasuki penguncian baru untuk menangani lonjakan kasus, Johnson menetapkan rencana untuk mengurangi pembatasan dalam beberapa bulan mendatang. Langkah itu bertujuan untuk memberikan dorongan kuat untuk menghentikan wabah Covid-19 di negara yang paling parah terkena selama pandemi tersebut.
"Saat kami terus membuat kemajuan yang baik dalam program vaksinasi, kami dengan hati-hati mengurangi pembatasan dan pengujian cepat secara teratur untuk memastikan upaya tersebut tidak sia-sia," kata Johnson dalam sebuah pernyataan seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (5/4/2021).
Sementara itu, Menteri Kesehatan Junior Edward Argar mengatakan tes itu akan dikirim ke rumah atau perusahaan. Bisa juga diambil dari apotek atau pusat tes, katanya. "Orang-orang telah melakukan hal yang benar," katanya kepada Sky News.
Pengujian yang ditingkatkan akan membantu pejabat kesehatan untuk melacak pandemi karena negara itu secara bertahap dibuka kembali dari penguncian empat bulan yang ketat.
Baca Juga
Johnson akan memastikan bahwa semua pusat ritel, pertemuan luar ruangan, dan penata rambut dapat dibuka kembali pada 12 April di Inggris.
Adapun, lalu lintas antarnegara berdasarkan tingkat infeksi dan vaksinasi akan diatur untuk perjalanan internasional. Paspor vaksin juga sedang diuji coba untuk acara massal.