Bisnis.com, JAKARTA – Prospek pemulihan ekonomi global bisa terjadi lebih lambat dan lama dibandingkan prediksi sejumlah kalangan, lantaran keterlambatan vaksinasi Covid-19 di negara-negara miskin dibandingkan dengan negara yang lebih kaya.
Seperti dilansir dari laporan Bloomberg’s Vaccine Tracker, Jumat (5/2/2021), rata-rata 4,5 juta dosis vaksin Covid-19 telah diberikan di seluruh dunia selama sepekan terakhir. Namun demikian, penyebarannya jauh dari kata merata.
Pasalnya, Amerika Serikat dan Inggris mendominasi sekitar 40 persen dari 119,8 juta dosis yang telah didistribusikan secara global.
Sementara itu, negara miskin dan negara berkembang disebut melakukan proses vaksinasi yang tergolong lambat. Di Afrika, hanya negara seperti Mesir, Maroko, Seychelles dan Guinea yang tercatat telah memberikan vaksin. Sementara itu, sebagian besar negara di Asia Tengah dan Amerika Tengah belum mulai vaksinasi, atau bergerak lambat dalam melakukan vaksinasi.
Dengan demikian, negara-negara berkembang dan miskin jauh lebih berisiko mengalami kejatuhan ekonomi yang panjang ke depannya. Selain itu, negara-negara tersebut juga rawan kesulitan untuk melakukan pemulihan dengan cepat dari krisis akibat pandemic.
Lebih buruk lagi, dengan lambatnya proses vaksinasi Covid-19 di beberapa negara, maka akan memperbesar risiko terjadinya mutasi terhadap virus Covid-19. Alhasil, pandemi akan makin sulit untuk ditekan secara global dan memunculkan krisis kesehatan dan ekonomi baru.
Baca Juga
“Dengan virus yang bermutasi, tidak ada negara yang aman sampai seluruh dunia diinokulasi dan mencapai herd immunity,” kata Chua Hak Bin, ekonom senior di Maybank Kim Eng Research Pte di Singapura.
Di sisi lain, berdasarkan riset dari International Chamber of Commerce, proses vaksinasi yang tidak merata dan setara antara negara maju, berkembang dan miskin, akan merampas perekonomian dunia hingga US$9,2 triliun
Penelitian serupa dlakukan oleh Rand Corporation, yang memperkirakan tiap tahun ongkos yang harus dihabiskan dunia untuk menghadapi pandemi, bisa mencapai US$1,2 triliun.
“Pertumbuhan global tahun ini bisa kurang dari setengah perkiraan Bank Dunia yang mencapai 4 persen, jika distribusi vaksin tidak dilakukan secara cepat dan merata, kata Kepala Ekonom Carmen Reinhart.