Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah anggota Kongres Amerika Serikat, baik di DPR maupun Senat, dari Partai Republik membatalkan rencana untuk mengajukan keberatan terhadap hasil penghitungan suara elektroal dari pemilihan presiden di beberapa negara bagian.
Keputusan itu diambil lantaran aksi massa pro-Donald Trump yang menyerbu Gedung Parlemen atau Capitol ketika Kongres tengah menjalankan sidang pengesahan hasil pemilu, Rabu (6/1/2021) waktu setempat. Seperti diketahui, keberatan atas hasil pilpres itu harus datang dari anggota DPR dan Senat AS.
Dilansir Bloomberg Kamis (7/1/2021), kericuhan yang ditimbulkan massa pendemo selama beberapa jam membuat beberapa senator Partai Republik membatalkan upaya pengajuan keberatan tersebut.
"Setelah kejadian hari ini, tampaknya beberapa senator telah menarik keberatan mereka," ujar Jody Hice, legislator dari Partai Republik ketika mengajukan keberatan atas penghitungan pemilu dari negara bagian asalnya, Georgia.
Senator Georgia Kelly Loeffler menjadi salah satu anggota Kongres yang menarik keberatannya. Dia dikabarkan akan meninggalkan Senat.
"Ketika saya tiba di Washington pagi ini, saya sepenuhnya bermaksud untuk menolak sertifikasi suara elektoral," kata Loeffler sebelumnya.
"Namun, peristiwa yang terjadi telah memaksa saya untuk mempertimbangkan kembali, dan sekarang saya dengan hati nurani yang baik tidak dapat menolak sertifikasi para pemilih ini."
Kendati begitu, sekelompok anggota DPR dan Senat dari Partai Republik diperkirakan akan tetap mengajukan keberatan atas hasil penghitungan suara elektoral Biden di beberapa negara bagian.
Seperti diketahui, penghitungan suara elektoral dari 50 negara bagian dan Washington D.C. biasanya merupakan formalitas empat tahunan untuk Kongres AS. Tetapi penolakan Trump untuk mengakui pemilihan mendorong beberapa sekutunya di Kongres untuk memperebutkan validitas hasil di beberapa negara bagian yang dimenangkan oleh Biden pada bulan November.
Trump menghasut para pendukungnya dalam sebuah aksi di Washington tepat sebelum sidang Kongres digelar. Di depan lebih dari seribu orang yang berkumpul di sebuah taman di selatan Gedung Putih pada Rabu pagi.
Trump mengatakan dia tidak akan mengakui kekalahannya dalam pemilu yang disebutnya telah tercemar oleh penipuan. Padahal, dia tak memiliki bukti atas klaim tersebut.
“Kami tidak akan pernah menyerah, kami tidak akan pernah menyerah,” katanya kepada penonton. “Kami memenangkan pemilihan ini. Kami menang telak. "