Bisnis.com, JAKARTA - Pangdam Jaya kembali dijabat mantan Gubernur Akademi Militer (Akmil) ketika Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman menggantikan Mayjen Eko Margiyono.
Komando Daerah Militer Jayakarta (Kodam Jaya) memiliki Pangdam baru setelah Mayjen TNI Eko Margiyono dipromosikan menjadi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).
Penggantinya adalah Mayjen TNI Dudung Abdurachman. Uniknya kedua Pangdam Jaya itu sama-sama menjabat Gubernur Akmil di Kota Magelang, Provinsi Jawa Tengah, sebelum dimutasi menjadi orang nomor satu di Kodam Jaya. Dengan kata lain, Abdurachman adalah Pangdam Jaya kedua yang mendapat promosi dari jabatan sebelumnya sebagai Gubernur Akmil.
Menurut catatan Wikipedia.org, Mayjen TNI Dudung Abdurachman adalah Gubernut Akmil ke-38 yang menjabat Gubernur Akmil selama 2018-2020, sedangkan Mayjen TNI Eko Margiyono Gubernur Akmil ke-36 yang menjabat selama 2017-2018.
Kedua Pangdam Jaya itu tidak menjabat Gubernur Akmil secara berturutan, karena sempat diselingi Gubernur Akmil ke-37 Mayjen TNI Eka Wiharsa.
Kantor berita Antara melaporkan hari ini, Senin (10/8/2020) Mayujen TNI Dudung Abdurachman berpamitan dengan Wali Kota Magelang, Sigit Widyonindito, dan jajarannya di Kantor Wali Kota Magelang, Jawa Tengah.
Dudung menyampaikan rasa terima kasih kepada Sigit beserta jajarannya karena telah menjalin hubungan yang baik dengan Akademi Militer. Oleh sebab itu, ia pun merasa perlu untuk berpamitan langsung kepada pengampu wilayah Magelang itu.
"Akademi Militer itu berada di wilayah Magelang. Yang punya wilayah ya wali kota, Akademi Militer hanya menumpang. Istilahnya datang kelihatan jidat, pulang kelihatan punggung. Jadi saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerjasama, bimbingan, petunjuknya," katanya.
Dudung merasa wali kota Magelang merupakan bagian dari keluarganya yang selalu mendukung keberadaan Akademi Militer.
"Pak Wali sudah saya anggap sebagai kakak saya sendiri. Akademi Militer sangat terdukung berada di sini. Maka tidak ada salah, bahkan wajib untuk kulonuwun," katanya.
Selama menduduki jabatan tertinggi di Akademi Militer, Dudung merasa banyak hal yang berkesan di Magelang. Mulai dari kotanya yang harmonis, masyarakat yang guyup rukun bahkan nyaris tidak ada satupun kasus kerusuhan yang menimbulkan gejolak warga. Ini tanda masyarakat Kota Magelang mampu mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.
"Terus terang saya bangga bisa tinggal di Magelang selama beberapa tahun. Suasananya sejuk, masyarakatnya guyub rukun, dan benar-benar mengimplementasikan Pancasila," katanya.
Dudung juga meminta kepada pejabat baru gubernur Akademi Militer untuk segera beradaptasi dan melanjutkan kerja sama dengan berbagai elemen di Magelang yang telah terjalin selama ini.
Menurut dia antara Akademi Militer dan Magelang sudah seperti satu kesatuan yang tak dapat terpisahkan.
"Saya sudah sampaikan pesan kepada penerus saya untuk beradaptasi dan membina tarunanya dengan baik karena taruna itu aset negara, dan saya juga berpesan untuk selalu menjaga nama baik Magelang." katanya.
Widyonindito memberikan ucapan selamat kepada dia, yang pindah tugas menjadi panglima Kodam V/Jayakarta. Menurut dia, kepindahan ini adalah sebuah prestasi karena dedikasi yang dicapai.
"Saya hanya bisa memberikan ucapan selamat bertugas di tempat yang baru. Saya harap Pak Dudung tidak melupakan Magelang," katanya.
Ia merasa kedekatan Akademi Militer dengan masyarakat tidak hanya dari sisi sejarahnya saja. Berbagai kerja sama telah ditempuh antara keduanya. Salah satu yang tengah direncanakan, Pemkot Magelang bersiap membangun patung yang menjadi ikon di gerbang masuk Kota Sejuta Bunga yakni patung taruna Akademi Militer.
"Di lahan aset punyanya Akademi Militer, tapi jadi luar biasa kalau menjadi ikonnya Magelang. Ini tentu saja akan membuat sinergitas antara Pemkot Magelang dengan Akademi Militer terus terbangun sampai kapan pun," katanya.
Iat menyebut jika peran Akademi Militer selama ini sudah cukup besar, dalam berkontribusi terhadap penaikan ekonomi kerakyatan.
Ia mengaku sering mendapat cerita warga, ketika Akmil menggelar acara, maka yang paling diuntungkan adalah para pedagang, jasa perhotelan, dan masyarakat Magelang pada umumnya.
"Termasuk saat reuni akbar Akademi Militer Hampir warung-warung, jajanan, kulineran masyarakat saya itu bersyukur sekali karena dagangannya selalu habis. Ya, kalau bisa usul, nanti jangan hanya sekali setahun lah, tapi setahun bisa empat kali reuni, kan masyarakat senang itu," katanya.