Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DPR Minta Investigasi Intensif Helikopter MI-17 yang Jatuh di Kendal

Jenis Helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat juga sebelumnya dikabarkan hilang kontak dan jatuh di Oksibil, Papua, pada Februari 2020.
Personel kepolisian berjaga di sekitar lokasi helikopter yang jatuh di Kawasan Industri Kendal (KIK), Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (6/6/2020). Belum diketahui penyebab jatuhnya helikopter jenis MI-17 bernomor registrasi HA 5141 milik TNI-AD yang mengakibatkan empat awak tewas dan lima awak lainnya dilarikan ke rumah sakit. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Personel kepolisian berjaga di sekitar lokasi helikopter yang jatuh di Kawasan Industri Kendal (KIK), Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (6/6/2020). Belum diketahui penyebab jatuhnya helikopter jenis MI-17 bernomor registrasi HA 5141 milik TNI-AD yang mengakibatkan empat awak tewas dan lima awak lainnya dilarikan ke rumah sakit. ANTARA FOTO/Aji Styawan

Bisnis.com, JAKARTA - TNI diminta untuk melakukan investigasi intensif terkait jatuhnya Helikopter MI-17 milik TNI Angkatan Darat di Kawasan Industri Kendal (KIK), Jawa Tengah, pada Sabtu (6/6/2020).

Pasalnnya, kata Anggota Komisi I DPR, Willy Aditya, kejadian ini merupakan yang kesekian kali terjadi pada kendaraan angkut sejenis yang dimiliki TNI. 

"Kemenhan dan TNI perlu melalukan investigasi intensif terhadap beberapa kejadian kecelakaan MI-17 ini," kata Willy menanggapi jatuhnya Helikopter itu, Sabtu malam.

Helikopter buatan Rusia itu merupakan heli angkut milik TNI AD yang paling banyak dipakai dalam misi latihan maupun misi pengiriman logistik dan pasukan.

Tepat hampir satu tahun yang lalu Juni 2019, helikopter yang sama juga dikabarkan jatuh di kawasan Oksibil, Papua dalam misi pengiriman logistik pasukan. Jenis heli yang sama juga pernah dikabarkan hilang kontak dan jatuh di Oksibil bulan Februari 2020.

"Kalau dua kejadian sebelumnya di Oksibil dimulai dengan kehilangan kontak, nampaknya tidak mungkin dengan yang di Kendal. Ini perlu penyelidikan mendalam," tegas Willy.

Politisi Partai NasDem ini menyebutkan, alutsista TNI AD merupakan hal penting penunjang operasi pasukan.

Oleh karena itu, dirinya meminta Kemenhan dan TNI untuk benar-benar memastikan hal-hal teknis pesawat benar-benar tidak ada masalah untuk digunakan.

Selain itu, sebagai pembeli, menurut dia, Indonesia perlu menekankan pelatihan teknis dari industri pembuat yang memadai untuk sumber daya manusia yang akan menggunakannya.

"Faktor terjadinya kecelakaan bisa karena hal teknikal bisa juga karena sumber daya manusia. Kalau karena hal teknikal, maka Kemenhan atau TNI bisa saja mengajukan klaim gugatan terhadap kecelakaan yang terjadi. Kalau karena SDM yang belum menguasai teknologinya, maka ada kewajiban bagi supplier untuk melakukan pelatihan yang memadai," jelasnya.

Willy menambahkan, kecelakaan yang kerap terjadi terhadap MI-17 sudah menjadi perhatian publik. Untuk itu Kemenhan dan TNI perlu memberi penjelasan agar masyarakat memperoleh informasi yang benar tentang apa yang sebenarnya terjadi.

"Masyarakat tentu sangat mencintai tentaranya, karena itu mereka juga tidak ingin tentara menjadi korban dalam kecelakaan yang merenggut nyawa. Kemenhan atau TNI perlu menjelaskan hasil investigasinya, agar dukungan masyarakat terhadap TNI juga semakin membesar. Bentuknya paling minim adalah dukungan untuk mengalokasikan APBN jika memang perlu penggantian atau peremajaan,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper