Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta stimulus ekonomi juga menyasar para petani. Hal ini dilakukan untuk menjaga produksi pangan di dalam negeri tetap berjalan lancar di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19.
“Program stimulus ekonomi juga benar menjangkau yang berkaitan dengan produksi beras kita artinya menjangkau petani kita,” kata Presiden Jokowi saat membuka rapat terbatas mengenai antisipasi kebutuhan bahan pokok melalui telekonferensi dari Istana Bogor, Selasa (28/4/2020).
Kendati meminta produksi pangan berjalan dengan lancar untuk memenuhi kebutuhan domestik, Presiden mengingatkan agar proses produksi harus tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Hal itu dilakukan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.
Sementara itu, sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa pemerintah juga memperhatikan nilai tukar petani dan sedang dipersiapkan untuk stimulus kepada para petani.
"Ini sedang dalam pembahasan, agar para petani nanti bisa mendapatkan semacam insentif untuk melakukan tanam di musim pasca panen raya ini,” ujarnya.
Presiden Jokowi sebelumnya juga berpesan kepada jajarannya untuk menjaga manajemen pengelolaan bahan pangan. Di tengah ancaman krisis pangan, seperti yang telah disampaikan Organisasi Pertanian dan Pangan (FAO).
Baca Juga
Jokowi meminta jajarannya untuk mewaspadai kemungkinan kemarau panjang 2020, meskipun prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tidak ada cuaca ekstrem tahun ini.
Mengutip situs resmi, FAO, hingga akhir Maret 2020, dampak pandemi Covid-19 pada ketahanan pangan belum diketahui. Namun, Covid-19 telah memiliki efek negatif yang signifikan terhadap orang-orang yang berada di sepanjang rantai pasokan makanan, mulai dari produsen ke pengolah, pemasar, pengangkut dan konsumen.
Presiden Jokowi juga mendapatkan laporan sejumlah daerah mengalami defisit bahan pokok. Berdasarkan catatannya, kelangkaan paling menyeluruh secara nasional tejadi pada bawang putih. Sebanyak 31 provinsi mengalami kekurangan stok satu bumbu dapur utama tersebut.
Selain itu, dia juga mendapatkan laporan 7 provinsi terjadi kekurangan stok beras. Kemudian, defisit jagung terjadi di 11 provinsi, cabai besar terjadi di 23 provinsi, cabai rawit 19 provinsi, bawang merah 1 provinsi, telur ayam 22 provinsi, dan gula pasir di 30 provinsi.
Jokowi menuturkan hanya kebutuhan minyak goreng saja yang dipastikan mencukupi bagi 34 provinsi. Oleh sebab itu, selain menjaga kelancaran produksi, dia juga meminta pendataan kebutuhan bahan pokok setiap daerah harus dilakukan dengan cepat. Dengan demikian dapat segera diketahui daerah yang surplus dan daerah yang defisit bahan pokok tertentu.