Bisnis.com, JAKARTA - Kakak pemimpin Korea Utara, Kim Yo-jong, kemungkinan akan mengambil alih pucuk pimpinan Korea Utara di tengah kekhawatiran kesehatan Kim Jong-un setelah menjalani operasi jantung.
Dilansir Bisnis dari express.co.uk pada Rabu (22/4/2020), Analis Cheong Seong-Chang di Sejong Institute, Korea Selatan mengungkapkan pergolakan tidak akan mungkin terjadi di Korea Utara, bahkan jika Kim Jong-un harus digantikan dengan Kim Yo-jung karena masalah kesehatan.
Menurutnya, kondisi tersebut dapat terjadi lantaran Kim Yo-jung sudah menunjukkan pengaruhnya yang signifikan dalam pemerintah Korea Utara.
Kim Yo-jung juga diyakini mengambil alih tugas negara atas nama Kim Jong-un ketika pemimpin Korea Utara tersebut harus menjalankan perawatan medis di masa lalu, khususnya pada Oktober 2014.
Kim Yo-jung sempat dikeluarkan dari politbiro pada April tahun lalu, tetapi diangkat kembali bulan ini. Langkah tersebut menambah spekulasi bahwa dia bisa mengambil alih jika kondisi kakaknya menjadi fatal.
Bruce Klingner, Peneliti Senior di Heritage Foundation dan mantan Wakil Kepala Divisi CIA untuk Korea Utara - kepada CNN - mengungkapkan ada sejumlah rumor terbaru tentang kesehatan Kim, seperti merokok, jantung, dan otak.
Baca Juga
Jika Kim Jong-un dirawat di rumah sakit, maka dia mengungkapkan itu akan menjelaskan alasan dia tidak hadir pada perayaan 15 April yang penting.
"Tapi, selama bertahun-tahun, ada sejumlah rumor kesehatan palsu tentang Kim Jong-un, atau ayahnya," katanya.
Dia menilai setiap pihak harus menunggu dan melihat kondisi yang terjadi pada pemimpin Korea Utara.
Saat ini, desas-desus telah memicu banyak spekulasi tentang siapa yang akan mengambil alih.
Spekulasi tentang kesehatan Kim Jong-un meningkat setelah dia melewatkan perayaan untuk menghormati mendiang kakek dan pendiri negara, yakni Kim Il Sung pada 15 April.
Dia telah terlihat empat hari sebelumnya pada pertemuan pemerintah.
Bagaimana pun, kantor kepresidenan Korea Selatan mengatakan dalam sebuah pernyataan tidak ada kegiatan mencurigakan yang terdeteksi di Korea Utara yang mungkin telah memberikan dukungan pada laporan tersebut.
Spekulasi mengenai kondisi Kim Jong-un menggema lantaran dari kasus tidak adanya ayah Kim di parade ulang tahun ke-60 Korea Utara pada 2008, yang diikuti dengan desas-desus bahwa kesehatannya memburuk.
Desas-desus tersebut kemudian menjadi kenyataan bahwa ayah Kim Jong-un pada saat itu menderita penyakit stroke. Kemudian, kesehatannya menurun hingga meninggal pada 2011.
Informasi tentang kesehatan Kim tidak dapat dikonfirmasi karena informasi faktual tentang Korea Utara dan kepemimpinannya sangat sulit diperoleh.