Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu dosen Universitas Budi Luhur meninggal dunia terkait wabah Corona. Dosen tersebut selama kurang lebih satu tahun terakhir tidak aktif mengajar karena sedang mempersiapkan program doktoralnya.
"Almarhum sebelumnya adalah pasien dalam pengawasan di salah satu Rumah Sakit di kawasan Tangerang Selatan. Almarhum telah dirawat sejak 7 Maret 2020," ujar Rektor Universitas Budi Luhur Wendi Usino.
Kepada Bisnis.com, Kamis (26/3/2020), Wendi mengatakan informasi ini perlu disampaikan agar keluarga besar Universitas Budi Luhur dan masyarakat mengetahui kondisi yang terjadi. "Serta demi memutus kemungkinan terjadinya mata rantai penularan," tambahnya.
Sementara itu, dalam keterangan resmi Universitas Budi Luhur disebutkan bahwa almarhum dosen dimaksud tercatat sebagai dosen tetap di FakultasTeknologi Informasi Universitas BudiLuhur.
"Saat menjadi mahasiswa, almarhum adalah penerima beasiswa ikatan dinas yang cemerlang di Universitas Budi Luhur pada tahun1994," ujar Wendi dalam keterangan resminya. .
Sebagai akademisi, almarhum diketahui aktif di berbagai asosiasi di bidang teknologi informasi. Almarhum antara lain menjadi Sekretaris di Asosiasi Warung Internet Indonesi (AWARI). Almarhum juga tercatat sebagai Ketua Komunitas Free BSDIndonesia dan terakhir bergabung sebagai tim penulis buku BigData yang diprakarsai oleh Asosiasi Big Data Indonesia (ABDI) pada 2019.
Baca Juga
"Di samping aktif sebagai akademisi,almarhum Bapak Abdulah Andi Koro, S.Kom,M,Kom juga aktif sebagai praktisi yang memegang peranan penting pada
perusahaan, antara lain sebagai CEO (ChiefExecutiveOfficer) KWH Duta Prima sejak 2016, President Commisioner di perusahaan Makido Maju Persada sejak 2014, dan menjadi Direktur di perusahaan Bentala Piranti Global,Inc sejak 2000," tambah Wendi.
Saat ini dua dari 5 putra-putri almarhum sedang melanjutkan studi di Jerman dan Mesir.
"Selama kurang lebih satu tahun almarhum tidak aktif mengajar di Universitas Budi Luhur terhitung sejak Semester Gasal dan Genap tahun ajaran 2019/2020 karena sedang mempersiapkan kuliah S3 di Malaysia," ujar Wendi.
"Almarhum meninggal setelah didiagnosa typhus dan mengalami gangguan pneumonia," lanjut Wendi.
Disebutkan Wendi saat ini pihak kampus masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium rumahsakit untuk mengetahui apakah almarhum meninggal karena terinfeksi Corona atau tidak.
Ditambahkan Wendi sebagai langkah antisipasi, prosesi pemakaman alamarhum telah dilakukan dengan mengikuti protokol pencegahan Covid-19.
Saat ini Universitas Budi Luhur (UBL) melakukan respons cepat dengan berbagai tindakan, antara lain terus berkoordinasi dengan keluarga almarhum untuk mengetahui apabila ditemukan update terbaru terkait dengan meninggalnya almarhum.
UBL juga membentuk BudiLuhur Covid-19 Crisis Centre sebagai upaya untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 di lingkungan kampus dan upaya
perlindungan kepada warga Universitas BudiLuhur.
"Tim akan melakukan kegiatan tracing kepada seluruh warga Universitas Budi Luhur terkait dengan kemungkinan adanya Orang Dalam Pemantauan (ODP),Pasien Dalam Pengawasan(PDP),Suspect Covid-19 maupun pasien Covid-19 di antara
warga Universitas Budi Luhur," papar Wendi.
Disebutkan Wendi Universitas Budi Luhur telah secara rutin memberlakukan pembersihan dan kegiatan disinfektasi di lingkungan kampus Universitas Budi Luhur.
Selain itu, UBL sudah memberlakukan pengaturan bekerja dari rumah (working from home). Kehadiran karyawan dan pejabat struktural di lingkungan kampus sangat diminimalkan.
UBL menerapkan proses pembelajaran jarak jauh(PJJ) dengan metode e-learning bagi mahasiswa dan dosen sejak16 Maret 2020 hingga 11 April 2020.