Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Partai Demokrat dan PKS Satu Suara Soal Parliamentary Threshold

Kedua partai politik ini berpedapat ambang batas parlemen itu agar tidak dinaikkan menjadi 7 persen dari semula 4 persen.
Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan memberikan keterangan kepada wartawan terkait surat Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono yang mengkritik konsep kampanye akbar Capres-Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, di Jakarta, Senin (8/4/2019)./ANTARA-Aditya Pradana Putra
Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan memberikan keterangan kepada wartawan terkait surat Ketua Umum PD Susilo Bambang Yudhoyono yang mengkritik konsep kampanye akbar Capres-Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, di Jakarta, Senin (8/4/2019)./ANTARA-Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, JAKARTA - Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar pertemuan di Puri Cikeas, Bogor guna membahas soal ambang batas parlemen (parliamentary threshold).

Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengatakan SBY, Demokrat, dan PKS memiliki pandangan yang sama soal ambang batas parlemen itu agar tidak dinaikkan menjadi 7 persen dari semula 4 persen.

"Kami punya pandangan yang sama. Kami menolak usulan 7 persen, apalagi kalau dimaksudkan hanya karena alasan penyederhanaan. Esensi PT [parliamentary threshold] yang sekarang ada 4 persen itu sudah ideal karena merepresentasikan keberagaman bangsa Indonesia," ujar Hinca seperti dikutip dari Antara, Jumat (13/3/2020).

Menurutnya, kedaulatan rakyat yang beragam harus terwakili di parlemen, karena itu menyangkut esensi hak asasi warga negara untuk dipilih dan memilih. Hal tersebut merupakan perintah dan dijamin oleh konstitusi, sehingga tidak bisa diabaikan.

Setelah diskusi panjang soal ambang batas parlemen, Hinca mengatakan SBY dan Demokrat juga berdiskusi panjang soal ambang batas partai politik dalam mencalonkan presiden (presidential threshold) dengan PKS. Pihaknya mengatakan, SBY berpandangan bahwa idealnya presidential threshold itu adalah nol persen.

Bukan tanpa alasan SBY mengusulkan presidential threshold sebesar nol persen. Kata Presiden PKS Sohibul Iman, asumsi SBY dengan jumlah tersebut adalah berawal dari fakta bahwa pemilihan Presiden dan Legislatif akan diselenggarakan serentak.

"Itu logikanya [presidential threshold] harus nol, itu juga saya sepakat. Jangan diserentakkan pakai hasil pemilu lima tahun yang lalu. Mood rakyat di saat pilpres dengan mood rakyat di saat itu kan beda. Jadi harus nol," kata Sohibul Iman.

Sementara Hinca beranggapan, bahwa dalam pileg dan pilpres serentak diadakan ambang batas presiden yang berbeda atau lebih tinggi dari ambang batas parlemen akan mematikan kesempatan anak bangsa untuk menggunakan haknya dalam memilih dan dipilih.

Ia mengatakan bahwa usulan dari Partai Demokrat adalah disamakan saja antara presidential threshold dengan parliamentary treshold.

"Artinya parpol yang lolos ke parlemen secara otomatis berhak mengajukan calon presiden dan wakil presiden seperti pada 2004 lalu. Setelah kami sampaikan pandangan ini, PKS juga setuju," ujar Hinca.

Sebelumnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengunjungi kediaman Ketua Umum Partai Demokrat SBY di Puri Cikeas, Kamis (12/3/2020). Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman datang sekitar pukul 18.46 WIB beserta para pengurus DPP PKS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper