Bisnis.com, JAKARTA - Usai resmi meninggalkan Uni Eropa, Inggris merapat ke Australia untuk meningkatkan kerjasama perdagangan. Perdana Menteri Boris Johnson sebelumnya berjanji mengerahkan upaya untuk meningkatkan pendapatan setelah meninggalkan Uni Eropa.
Pada hari ini, Kamis (6/2/2020), Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab dijadwalkan bertemu Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne di Canberra.
"Australia adalah mitra dan kami siap untuk menegosiasikan kesepakatan perdagangan yang komprehensif. Ruang untuk win-win sangat besar," katanya dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Bloomberg.
Setelah akhirnya memisahkan diri dari blok ekonomi itu, pemerintahan Johnson berada di bawah tekanan untuk menunjukkan ada opsi kerjasama perdagangan yang bisa dibuka selain dengan Uni Eropa, terutama juga karena kedua belah pihak telah berselisih mengenai hubungan dagang mereka di masa mendatang.
Dalam pidatonya di London, Johnson mengatakan tak ragu untuk melenggang tanpa perjanjian dagang jika priode transisi pascabrexit berakhir pada akhir tahun ini tanpa kata sepakat.
Namun, hal itu tentu membuahkan risiko karena negosiasi perdagangan dengan negara-negara yang diprioritaskan Inggris, yakni AS, Australia, Selandia Baru, dan Jepang, akan berlangsung dalam jangka waktu tak sebentar. Dari kemungkinan itu, dapat dilihat bahwa Brexit bisa saja gagal, terutama dalam upaya membuka pintu perdagangan baru.
Baca Juga
Raab akan bertemu dengan Marise Payne untuk memulai pembicaraan untuk meningkatkan perdagangan antara kedua negara, yang bernilai 18,3 miliar pound (US$23,8 miliar) tahun lalu. Selain itu, Raab juga akan mengunjungi Jepang, Singapura dan Malaysia dalam safari diplomasi ekonominya.
"Setelah kepergian Inggris dari Uni Eropa, kami memiliki kesempatan untuk memperluas wawasan kami untuk merangkul peluang besar di kawasan Indo-Pasifik termasuk dengan Australia," kata Raab.