Bisnis.com, JAKARTA - Siapa pun yang tiba di Hong Kong dari daratan China mulai Sabtu (8/2/2020) mendaang akan wahib menjalani karantina selama dua minggu, menuru pemimpin kota itu kemarin.
Pemimpin Ekesekutif Hong Kong Carrie Lam mengatakan langkah-langkah itu bertujuan untuk mengekang aliran lintas batas orang untuk mencegah penyebaran virus corona baru, yang berasal dari Wuhan di Provinsi Hubei tengah.
Akan tetapi dia tidak memberikan perincian tentang bagaimana karantina akan dilaksanakan. Dia hanya mengatakan pembaruan akan dirilis dalam beberapa hari mendatang.
"Tindakan itu keras. Tapi saya percaya setelah kami mengatakan semua kedatangan harus dikarantina selama 14 hari sejak 8 Februari, jumlah kedatangan akan berkurang," kata Lam.
Sejauh ini terdapat ada 21 kasus virus corona yang dikonfirmasi dan satu orang meninggal dunia.
Lam mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers bahwa pemerintah Hong Kong juga akan mengalokasikan anggaran sebesar HK$10 miliar (US$1,29 miliar) untuk memerangi penyebaran virus corona yang telah membuat lebih dari 20.000 orang terkena wabah dan menewaskan lebih dari 400 orang.
Baca Juga
“Dua terminal pelayaran di Hong Kong akan ditutup,” ujarnya menambahkan seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (6/2/2020).
Lam mengatakan pada Senin (3/2/2020) bahwa Hong Kong akan menangguhkan 10 dari 13 perlintasan perbatasan dengan China daratan. Jalur yang tetap terbuka adalah bandara kota, Jembatan Hong-Kong-Zhuhai-Makau dan pos pemeriksaan bersama Teluk Shenzhen.
Selama dua minggu terakhir, Lam menghadapi seruan untuk menutup perbatasan dengan China. Beberapa staf medis melakukan aksi mogok selama tiga hari terakhir untuk menuntut penutupan perbatasan secara penuh.
Data imigrasi pada hari Selasa (4/2/2020) menunjukkan sekitar 10.000 orang China daratan menggunakan penyeberangan perbatasan dan bandara internasional untuk memasuki Hong Kong. Sebanyak 33.000 penduduk Hong Kong lainnya juga menggunakan dua penyeberangan perbatasan darat yang tersisa.