Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BOE : Bank Sentral Dunia Mulai Kehabisan Amunisi Kebijakan Moneter

Menurut Bank of England, kapasitas yang dimiliki bank sentral saat ini lebih sedikit dari sebelumnya.
Pejalan kaki berjalan di depan gedung Bank of England di London, Inggris, Kamis (15/5/2014)./Reuters-Luke MacGregor
Pejalan kaki berjalan di depan gedung Bank of England di London, Inggris, Kamis (15/5/2014)./Reuters-Luke MacGregor

Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur Bank of England (BOE) Mark Carney mengungkapkan bank sentral di seluruh dunia mulai kehabisan alat yang dibutuhkan untuk menghadapi risiko pelemahan ekonomi yang lebih serius.

Dalam wawancara dengan Financial Times yang dilansir Bloomberg, Rabu (8/1/2020), dia menyampaikan bahwa secara umum kapasitas yang dimiliki bank sentral saat ini lebih sedikit dari sebelumnya. Carney juga berpendapat situasi ini dapat bertahan untuk beberapa waktu ke depan.

"Tidak dapat dipastikan apakah kebijakan moneter memiliki ruang yang cukup jika sewaktu-waktu menghadapi risiko yang lebih buruk dari resesi konvensional," ujarnya.

Pandangan serupa turut muncul di kalangan ekonom dan lingkup moneter lainnya.

Di Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB), gubernur baru Christine Lagarde telah menggemakan ambisi pendahulunya, Mario Draghi, untuk mendesak pemerintah dengan ekses anggaran untuk melakukan belanja lebih banyak dan melakukan reformasi yang akan meningkatkan pertumbuhan.

Carney, yang akan meninggalkan BOE pada Maret 2020, adalah gubernur bank sentral kelahiran asing pertama dari institusi berusia tiga abad tersebut. Dia memulai kepemimpinannya pada 2013 dengan maksud mengguncang organisasi itu sambil secara bertahap menormalkan kebijakan moneter.

Namun, Carney justru menghadapi pergolakan politik seputar referendum Skotlandia, Brexit, dan pemilihan umum.

BOE tidak mengubah posisi suku bunga acuannya di level 0,75 persen pada bulan lalu, meski ada sebagian kecil panel penetapan suku bunya yang menyerukan pemangkasan.

Carney akan mengumumkan kebijakan moneter terakhirnya sebagai Gubernur BOE pada 30 Januari 2020, sehari sebelum Inggris keluar dari Uni Eropa (UE). Dia akan digantikan oleh Andrew Bailey, 'orang dalam' BOE yang sudah lama berkarir di bank sentral dan sekarang menjabat sebagai kepala otoritas keuangan Inggris.

Tugas pertama Bailey nantinya adalah menuntun BOE melalui fase ketidakpastian berikutnya ketika pemerintahan Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson menegosiasikan kesepakatan perdagangan dengan UE sebelum batas waktu 31 Desember 2020.

Carney mengatakan Bailey masih memiliki cukup ruang kebijakan, di mana BOE dapat memotong suku bunga mendekati nol jika diperlukan.

BOE juga dapat melengkapi kebijakan moneter dengan instrummen makroprudensial melalui pelonggaran persyaratan modal bank yang akan memungkinkan bank komersial menyalurkan lebih banyak pinjaman.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper