Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne menjamin negaranya akan tetap memberi bantuan kekonsuleran kepada Julian Assange. Pendiri WikiLeaks berkebangsaan Australia itu ditahan oleh kepolisian Inggris setelah suaka politik yang ia terima sejak 2012 dicabut oleh pemerintah Ekuador pada Kamis (11/4/2019).
“Tuan Assange akan terus menerima dukungan konsuler sebagaimana biasanya dari Pemerintah Australia. Petugas konsuler akan berusaha untuk mengunjungi Assange di tempat penahanan," ungkap Payne dalam keterangannya seperti dikutip Reuters.
Payne meyakini bahwa Assange bakal menghadapi proses hukum yang adil di Inggris, sebagaimana telah dijanjikan oleh Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt pada Juli 2018.
Usai penahanan, Assange langsung digiring aparat kepolisian ke pengadilan magistrate Westiminster, London. Ia sendiri ditahan karena melanggar jaminan penahanan yang diberikan Inggris pada 2012 lalu.
Akhir perlindungan warga Australia di Kedubes Ekuador membuka peluang ekstradisi Assange ke Amerika Serikat. Di Washington, Departemen Kehakiman telah mengajukan tuntuntan pidana terhadap Assange karena berkonspirasi dengan analis intelijen militer Chelsea Manning.
Ia diduga kuat bekerja sama dengan Manning untuk memperoleh akses terhadap jaringan komputer pemerintah AS sebagai bagian dari kebocoran ratusan ribu data rahasia laporan militer AS soal operasi di Afghanistan, Irak, dan komunikasi diplomatik.
Selain tuduhan tersebut, Assange juga dicurigai membantu campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS 2016 dengan merilis informasi kampanye curian dari Hillary Clinton dan Partai Demokrat. Pengamat hukum menilai dakwaan untuk Assange bisa bertambah pada masa mendatang.
Kemungkinan ekstradisi Assange ke Amerika Serikat menghadirkan kekhawatiran sejumlah pihak. Salah satu pengacara Assange, Baltasar Garzon mengatakan lelaki berusia 47 tahun itu bisa mendapat siksaaan jika ditahan AS. Namun pemerintah Inggris berkomitmen tidak akan mengekstradisi Assange apabila ia terancam dengan hukuman mati.
Assange menjadi perhatian internasional pada 2010 ketika WikiLeaks menerbitkan video militer rahasia AS yang menunjukkan serangan helikopter Apache di Baghdad pada 2017 yang menewaskan belasan orang, termasuk dua staf berita Reuters.
Assange mendirikan WikiLeaks pada 2006. Situs ini mempublikasi informasi resmi rahasia yang membuat berang Amerika Serikat dan negara-negara lain. WikiLeaks mengatakan Ekuador telah secara ilegal mengakhiri suaka politik Assange dan melanggar hukum internasional.