Bisnis.com, JAKARTA -- Uni Eropa memperkirakan Perdana Menteri Inggris Theresa May akan mengajukan pengunduran tenggat waktu Brexit secara terpaksa hingga tiga bulan dari tanggal yang ditetapkan, 29 Maret 2019.
Dua sumber dari Uni Eropa mengatakan bahwa proses diskusi antara kedua belah pihak mengindikasikan bahwa pemerintah Inggris nampaknya akan meminta perpanjangan waktu jika kesepakatan Brexit tidak tercapai.
"Namun, persetujuan baru dapat disahkan pada konferensi tingkat tinggi Uni Eropa pada 21-22 Maret 2019," seperti dikutip melalui Bloomberg pada Jumat (22/2).
Rencana ini dikatakan sebagai salah satu strategi yang akan ditawarkan oleh blok ekonomi Eropa Barat tersebut.
Uni Eropa memandang langkah ini sebagai perpanjangan teknis untuk memberikan waktu kepada Pemerintah Inggris menyusun undang-undang yang diperlukan terkait rencana Brexit.
Tapi perlu diingat, jika perpanjangan waktu mencapai lebih dari tiga bulan maka Inggris akan berada pada posisi sulit dengan tekanan dari Uni Eropa yang akan melangsungkan pemilihan umum parlemen pada 23-26 Mei mendatang.
Baca Juga
Kepala Negosiator Brexit Uni Eropa Michel Barnier mengatakan bahwa penundaan Brexit sangat mungkin terjadi, meskipun kesepakatan ini membutuhkan persetujuan dari seluruh kepala pemerintahan Eropa.
"Theresa May harus mendapatkan suara mayoritas untuk meloloskan kesepakatan Brexit. Itu merupakan syarat tersulit yang harus dipenuhi untuk melangkah lebih jauh," kata Barnier.
PM May berlomba melawan waktu untuk mengubah isi kesepakatan tentang Irish backstop yang memicu kontroversi dan menawarkan proposal yang dapat diterima oleh Uni Eropa dan Parlemen Inggris.
Dengan sisa lima pekan sampai dengan tenggat waktu Inggris meninggalkan Uni Eropa, sementara diskusi masih terhambat, sejumlah menteri dan anggota parlemen dari Partai Konservatif mengancam akan melawan kebijakan May pada voting pekan depan.
Mereka menegaskan akan memberikan kendali kepada parlemen untuk melanjutkan proses Brexit jika kesepakatan tidak juga tercapai.
Negosiator Inggris dan Uni Eropa melanjutkan pembicaraan di Brussels untuk menemukan jaminan hukum agar pengaturan Irish backstop tidak menimbulkan batas fisik antara Republik Irlandia dengan provinsi Irlandia Utara dan hanya bersifat sementara.
Pihak Uni Eropa memberi isyarat bahwa pembicaraan antara Sekretaris Brexit Steve Barclay, Jaksa Agung Geoffrey Cox dan Kepala Negosiator Brexit Uni Eropa Michel Barnier tidak mencapai hasil yang diinginkan
Sementara itu, PM May memerlukan setidaknya beberapa bukti kemajuan proses perundingan paling lambat pekan depan sebelum parlemen mengambil alih kendali Brexit.