Bisnis.com, JAKARTA -- Perdana Menteri Inggris Theresa May kembali mengunjungi markas Uni Eropa di Brussels untuk melanjutkan negosiasi kesepakatan tentang batas fisik antara Irlandia dengan provinsi Irlandia Utara, atau Irish Backstop.
Dengan sisa waktu 37 hari hingga jadwal Brexit, pejabat pemerintahan Inggris ragu PM May dapat membujuk parlemen atau Uni Eropa untuk mengalah dan mencapai kesepakatan ideal.
Kesepakatan mengenai Irish backstop disetujui antara PM May dengan Uni Eropa pada November lalu.
Namun bagian dari kesepakatan Brexit yang dituangkan dalam Article 50 ini ditolak oleh parlemen Inggris yang mengatakan bahwa hal ini akan mengikat Inggris dengan aturan Uni Eropa, yang melenceng dari esensi tujuan Brexit.
Untuk mencapai kesepakatan ideal, May berjanji akan kembali ke parlemen dengan solusi alternatif seperti memberikan batas waktu terhadap implementasi Irish backstop atau jalan keluar lain yang akan melepas Inggris dari kuasa Uni Eropa.
Seorang juru bicara perdana menteri mengatakan perjalanan kali ini adalah bagian penting dari proses pemenuhan tuntutan parlemen yang menjadi syarat agar kesepakatan Brexit lolos pada voting berikutnya.
“Saya sangat menghormati Theresa May atas keberanian dan ketegasannya. Kami akan mengadakan pembicaraan yang bersifat santai besok, tetapi saya tidak mengharapkan akan ada terobosan," Ketua Komisi Eropa Jean-Claude Juncker, seperti yang disampaikan oleh seorang staf kepada Reuters, Rabu (20/2/2019).
Sementara itu sumber dari Uni Eropa menyuarakan keresahan mereka atas sikap Inggris terhadap proses menuju Brexit menyusul pertemuan tanpa hasil antara Sekretaris Brexit Stephen Barclay dengan Kepala Negosiator UE Michel Barnier di Brussels, pada awal pekan ini, Senin (18/2/2019).
Juru bicara Juncker, Margaritis Schinas, mengatakan bahwa 27 anggota Uni Eropa sepakat untuk tidak membuka kesepakatan negosiasi terkait isi Article 50, tidak menerima batas waktu terhadap Irish backstop, atau klausa Brexit secara sepihak.
"Kami mendengarkan dan bekerja dengan pemerintah Inggris ... untuk Brexit secara teratur pada 29 Maret," ujar Schinas.
Barclay dan Jaksa Agung Inggris Geoffrey Cox juga akan segera kembali bertolak ke Brussels pada pertengahan pekan ini untuk membahas legal texts atau kesepakatan baru dengan Barnier yang akan memberikan jaminan bagi Inggris terhadap kesepakatan backstop.
May perlu meyakinkan para euroskeptik di Partai Konservatif bahwa backstop tidak akan membuat Inggris terikat dengan UE selamanya, namun dia juga masih mempertimbangkan ide kompromi yang dapat disepakati antara pendukung Brexit dan anggota parlemen pro-UE.
Juru bicara May mengatakan parlemen telah mengajukan sejumlah ide yang disebut dengan "Malthouse Compromise" tetapi mereka tidak yakin masukan ini dapat menuntaskan kebuntuan.
PM May memiliki waktu hingga 27 Februari untuk mengamankan konsesi dengan Uni Eropa terkait Irish backstop atau dirinya akan kembali menyaksikan pelaksanaan voting di parlemen Inggris dengan berbagai macam syarat Brexit dari para anggota parlemen.
Menurut sumber dari Uni Eropa maupun Inggris , London bisa saja menerima masukan alternatif terkait jaminan di wilayah Irlandia dan Irlandia Utara.
Blok ekonomi terbesar di Eropa Barat ini mengusulkan perubahan jaminan dan revisi isi kesepakatan yang telah setujui sebelumnya agar dapat menjadi dokumen yang mengikat secara hukum.