Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia mengatakan Indonesia berencana untuk menambah jumlah pasukan perempuan untuk misi perdamaian di daerah konflik.
Selain sebagai wujud komitmen Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia, rencana tersebut dilatarbelakangi pula oleh jumlah komposisi perempuan dalam pasukan perdamaian yang hanya mencapai 3% secara global.
"Indonesia adalah salah satu kontributor terbesar pasukan perdamaian dunia. Yang sedang saya perjuangkan adalah kenaikan jumlah pasukan perdamaian perempuan," kata Retno, di Jakarta, Kamis (13/12/2018).
Retno juga memaparkan bahwa perempuan merupakan agen perdamaian yang sangat dibutuhkan mengingat sebagian besar korban konflik adalah anak-anak dan perempuan.
"Pasukan perdamaian perempuan bisa membantu proses penyembuhan korban konflik yang kebanyakan perempuan dan anak-anak karena akan lebih nyaman," jelas Retno.
Penambahan jumlah pasukan perempuan selaras pula dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1325 yang mendorong partisipasi yang adil bagi perempuan di segala sektor operasi perdamaian. Resolusi tersebut juga memperkuat kebijakan kesetaraan gender yang digaungkan oleh Departemen Operasi Perdamaian dan Bantuan Lapangan.
Hingga Oktober 2018, jumlah anggota militer dan kepolisian Indonesia yang berpartisipasi dalam operasi perdamaian mencapai 2.700 orang. Angka tersebut menjadikan Indonesia berada di atas China yang pada saat bersamaan mengirim 2.500 personil.