Bisnis.com, JAKARTA--Perdana Menteri Inggris Theresa May berjuang keras untuk menyelamatkan draft kesepakatan Brexit dan masa depan politiknya. Hal itu harus dihadapi May setelah empat menteri menyatakan mengundurkan diri dan anggota partainya berencana untuk menggulingkan sang PM.
Pimpinan Partai Konservatif itu mengatakan bahwa dirinya sangat percaya diri dengan rancangan Brexit yang dia ajukan beberapa jam setelah menghadapi serangan parlemen. Pertikaian di parlemen itu menyebabkan empat menteri, termasuk Menteri urusan Brexit, Dominic Raab, mundur dari pemerintah.
Para anggota parlemen di semua pihak memperingatkan May bahwa tidak akan ada jalan yang bisa ditempuh untuk mendapatkan persetujuan mereka. Tetapi May menolak permintaan tersebut dan tidak mau menyatakan bahwa dirinya akan ikut.
May mengakui adanya kekhawatiran tentang solusi terkait masalah perbatasan Irlandia dalam kesepakatan itu, yang membuat pendukung Brexit khawatir Inggris akan terikat tanpa batas dalam penyatuan kepabeanan.
Para pengkritik juga percaya May terlalu menuruti kemauan Brussels di bidang-bidang utama lainnya. Sedangkan pendukung Uni Eropa menyerukan referendum kedua sebagai kesepakatan akhir sebagaimana dikutip ChannelNewsAsia.com, Jumat (16/11/2018).
Draft berisi 585 halaman itu bertujuan untuk memastikan pemisahan secara mulus Inggris dari Uni Eropa setelah lebih dari empat dekade keanggotaannya. Dokumen itu juga menguraikan periode transisi bagi kedua belah pihak untuk menyesuaikan diri.
Aturuan pokok dalam dokumen itu termasuk soal batas yang jelas antara anggota Uni Eropa dan Irlandia serta sejumlah provinsi Inggris Irlandia Utara. Demikin juga dengan perlindungan atas hak warga negara dan melunasi tagihan terakhir Inggris kepada Uni Eropa.