Bisnis.com, BANDUNG — Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengaku berduka atas eksekusi mati yang dilakukan Pemerintahan Saudi Arabia terhadap TKW asal Majalengka Tuti Tursilawati.
Ridwan Kamil mengatakan dirinya sangat menyesalkan tindakan pemerintahan Saudi yang tidak memberikan notifikasi pada Pemerintah RI sebelum mengeksekusi Tuti. Menurutnya karena ini merupakan relasi antar Negara, maka tindakan sigap Kementerian Luar Negeri diperlukan.
“Kepada keluarga yang ditinggalkan, mohon diberi kesabaran. Saya akan cari waktu silaturahmi juga,” katanya di Bandung, Rabu (31/10/2018).
Dalam jangka panjang dirinya bertekad akan melakukan moratorium TKI dari Jabar ke Negara yang rawan ancaman hukuman mati seperti Arab Saudi. “Juga meningkatkan kemandirian desa seperti satu desa satu perusahaan, kredit masjid juga agar mereka [warga] ada kerjaan,” tuturnya.
Menurutnya pihaknya akan mendorong perusahaan perusahaan berdiri agar warga di desa tidak kesulitan dan mencari penghasilan dengan pergi ke luar negeri. “Itu komitmen saya lima tahun [memimpin Jabar],” katanya.
Pihaknya juga kemungkinan mengkaji perlunya Peraturan Daerah perlindungan TKI sebagai salah satu payung hukum bagi para pekerja asal Jabar di Luar Negeri. “Sedang dikaji, saya sedih kalau begini terus. Kita harus naik kelas, itu komitmennya. Beri saya waktu,” paparnya.
Tuti Tursilawati merupakan tenaga kerja Indonesia asal Desa Cikeusik, Majalengka, Jawa Barat. Tuti divonis mati oleh pengadilan di Arab Saudi pada Juni 2011 dengan tuduhan membunuh majikannya. Eksekusi mati terhadap Tuti dilakukan pada Senin (29/10/2018), di Kota Taif.