Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Inggris Theresa May berjanji akan meningkatkan pembiayaan untuk Pelayanan Kesehatan Nasional sebesar 20 miliar pound sterling atau setara dengan US$26,57 miliar setelah Brexit, dana tersebut berasal dari uang yang tak lagi terpakai untuk biaya keanggotaan Uni Eropa dan kemungkinan kenaikan pajak.
Pengumuman akan kenaikan pembiayaan untuk Pelayanan Kesehatan Nasional (NHS), yang menjadi isu reguler pada pemilihan umum, muncul setelah perselisihan parlemen di Brexit yang menyoroti titik lemah pemerintahan minoritas May.
May mengatakan bahwa biaya yang dihabiskan khusus untuk Inggris akan naik hingga 20 miliar pound pada 2023/2024. Janjinya tersebut mendorong sentimen skeptisme, dengan kritik yang mengatakan bahwa rencana tersebut kurang terperinci dan menimbulkan pertanyaan apakah dengan meninggalkan Uni Eropa (EU) bisa benar-benar menghemat pengeluaran.
“Setelah kami meninggalkan EU dan berhenti membayar biaya tahunan ke Brussel, kami akan punya lebih banyak uang untuk diberikan ke yang lebih membutuhkan seperti NHS,” ujar May di laman akun facebooknya, dikutip dari Reuters, Minggu (17/6/2018).
“Namun, untuk terus membiayai NHS kedepannya, keuntungan dari Brexit ini tidak akan cukup. Sebagai negara, kami harus berkontribusi lebih banyak lagi dengan cara yang adil dan seimbang.”
May mengungkapkan bahwa peningkatan pengeluaran tersebut setara dengan kenaikan pembiayaan sebesar 3,4%.
Penggunaan keuntungan dari Brexit juga mendapatkan perlawanan. Institusi independen untuk studi fiskal menggarisbawahi analisis pemerintah Inggris yang menunjukkan keuangan publik akan mengalami pelemahan hingga 15 miliar pound sterling per tahun setelah Brexit, dan dengan membayar biaya untuk lepas dari EU bisa menghabiskan tabungan awal Inggris.
May mengatakan bahwa menteri keuangannya akan menyiapkan rencana sebelum pemerintah Inggris melakukan peninjauan ekspektasi biaya pada tahun depan. Dia mengatakan kenaikan kontribusi dari pembayar pajak akan berjalan dengan “adil dan seimbang”.
Pengumuman tersebut juga merupakan bagian dari perayaan ulang tahun NHS ke -70, yang berjanji akan memberikan akses pelayanan kesehatan gratis bagi siapa pun yang tinggal di Inggris. Targetnya adalah untuk menumbuhkan rasa persatuan di pemerintahan dan negara setelah dua tahun mengalami kepahitan karena Brexit.
Namun, pengumuman tersebut juga dinilai sebagai salah satu risiko politik. Selama 8 tahun menjabat, Partai Konservatif May telah membuat peratuan fiskal sebagai inti kampanyenya. Permulaan apa pun yang melibatkan kenaikan pajak dapat mengganggu keputusan pemilih inti dan membuka kesempatan bagi partai lawan, yakni Partai Buruh untuk memberikan kritik.
“Saya tentu akan menyambut baik, jika saya bisa mempercayainya. Kita pantau saja apa yang akan mereka lakukan, bagaimana mereka akan membayarnya?” ujar juru bicara urusan luar negeri Partai Buruh Emily Thornberry.